Negeri Seribu Candi di Myanmar, Sempat Dihuni 3.000 Biara, Seperti Ini Jejak Sejarahnya

Selasa 06 Aug 2024 - 07:16 WIB
Reporter : sahri senadi
Editor : sahri senadi

radarselatan.bacakoran.co - Di negara Myanmar daerah yang diberi julukan negeri seribu candi.

Candi candi berdiri menjulang diantara pepohonan rindang. Barisan candi-candinya yang mempesona, dengan latar belakang bukit yang diselimuti kabut tipis, menambah keindahan tempat ini.

Tempat ini bernama Bagan, terletak di Divisi Mandalay, Myanmar. Bagan merupakan kota kuno yang dulunya  adalah ibukota Kerajaan Bagan di Burma, kerajaan pertama yang menyatukan wilayah yang kini membentuk konstitusi modern Myanmar sekitar 1000 tahun yang lalu.

BACA JUGA:4 Candi Tersembunyi di Sumatera Barat, Bukti Peradaban Masa Lalu, Ini Nama dan Lokasinya

Saat agama Buddha masuk ke Myanmar, Raja memerintahkan pembangunan ribuan candi untuk menyebarluaskan ajaran agama ke seluruh negeri.

Para penguasa Bagan dan penduduk lokal membangun lebih dari 13.000 monumen keagamaan, yang mencakup lebih dari 10.000 candi, 3.000 biara, dan stupa dalam area seluas sekitar 104 km persegi.

Bata dalam jumlah besar digunakan untuk membangun candi-candi ini, dengan bahan baku yang dikirim dari luar Bagan melalui sungai Irawadi, dan setiap bata memiliki cat khas dari daerah asalnya.

BACA JUGA:Candi Sewu, Candi Budha Terbesar Kedua di Jawa Setelah Borobudur, Memperihatinkan dan Terlupakan

Keistimewaan Bagan bukan hanya terletak pada jumlah candi yang dimilikinya, tetapi juga pada kualitas, kerumitan, dan desain artistik arsitekturnya.

Batu bata yang dilapisi emas menonjolkan keterampilan dan pengetahuan para pengrajin dan arsitek masa lampau yang membangun hampir semuanya secara manual.

Banyaknya batu bata yang digunakan menunjukkan kehebatan mereka dalam mendistribusikan material melalui aliran sungai, sebuah pencapaian luar biasa mengingat keterbatasan teknologi saat itu.

BACA JUGA:Candi Terluas dan Memiliki Sejarah Penting Bagi Peradaban Manusia, Ini Lokasi dan Nama Candinya

Sayangnya, seriring perjalanan waktu bangunan banyak yang mengalami kerusakan.

Invasi musuh dan bencana alam, terutama gempa bumi, telah menyebabkan kerusakan hebat.

Bagan yang terletak di zona gempa telah mengalami lebih dari 400 gempa bumi pada abad ke-20, termasuk gempa besar pada 8 Juli 1975 yang merusak banyak candi, beberapa di antaranya tidak dapat diperbaiki.

Pada tahun 1990-an, banyak candi dan pagoda mengalami pemugaran, namun upaya tersebut dikritik oleh pelestari dan sejarawan seni karena dianggap tidak mempertimbangkan arsitektur asli atau menggunakan bahan kuno.

BACA JUGA:7 Gunung Berapi Aktif Paling Angker di Jawa Timur, Ada Mahluk gaib Penunggunya

Gempa besar pada Agustus 2016 menghancurkan sekitar 400 candi, termasuk Miaw Guni dan Sulamani.

Saat ini, masih tersisa sekitar 2.300 candi berdiri kokoh di Kota Tua Bagan. Di antara sisa peninggalan sejarah yang spektakuler ini, ada dua candi yang dianggap terbesar dan tertinggi.

Yang pertama adalah Candi Damai, candi terbesar di Bagan yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Naratu antara 1167 hingga 1170.

BACA JUGA:7 Gunung Tertinggi di Indonesia, Pilihan Orang Bisa Mencapai Puncak, Ini Nama Gunungnya

Naratu membangun candi ini mungkin untuk menebus dosa-dosanya setelah merebut tahta dengan membunuh ayah dan saudaranya.

Kedua adalah Candi Suesandau, candi tertinggi di Bagan dengan ketinggian 100 meter, dibangun pada masa pemerintahan Raja Anau Rahta pada abad ke-11, dan berisi rambut suci Buddha yang dikenal sebagai Gautama.

Saat ini, ribuan candi dan kuil di Bagan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dan ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

BACA JUGA:Fakta Unik Gunung Pesagi Lampung Barat, Ada Sumber Air Pembawa Berkah, Hingga Bangunan Musolah Dipuncaknya

Salah satu cara paling spektakuler untuk menikmati keindahan bangunan bersejarah ini adalah dengan naik balon udara raksasa.

Dengan biaya sekitar 4.500.000 IDR, wisatawan dapat menyewa balon udara untuk terbang mengitari wilayah ini dan menyaksikan ribuan candi yang menakjubkan dari udara. (**)

Kategori :