radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Pemerintah Provinsi Bengkulu, bersama dengan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), terus melakukan berbagai langkah strategis untuk menekan inflasi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, angka inflasi bulan Juli inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 2,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,97.
BACA JUGA:Pemerintah Kembali Menaikkan Harga BBM, Ini Daftar Harga Terbarunya
Kepala Biro Ekonomi Provinsi Bengkulu, Hafni Haidir mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Provinsi Bengkulu adalah mengoptimalkan kerja sama dengan instansi teknis terkait. Seperti Bulog, BMKG, dan Bank Indonesia, serta dengan 10 kabupaten/kota se-Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Berkelahi di Kebun Kopi, Bapak dan Anak Warga Seluma Ini Terkapar Tak Berdaya
"TPID kabupaten/kota diinstruksikan untuk memperkuat kerja sama dengan daerah dari provinsi tetangga," kata Hafni.
BACA JUGA:Meriahkan HUT RI, Masyarakat Diminta Kibarkan Bendera
Kerja sama yang dimaksud seperti TPID Kabupaten Mukomuko telah bekerja sama dalam hal penyediaan pasokan sembako dengan daerah di Sumatera Barat.
Kerja sama ini dilakukan agar ketersediaan pangan tetap terjaga sehingga dapat mempengaruhi stabilitas harga di daerah.
BACA JUGA:BPS Sebut Nilai Tukar Petani Di Bengkulu Naik 3,4 Persen
"Komoditas ini terkendala produksi di luar atau gagal produksi, maka otomatis pasokan berkurang dan harga-harga tentu akan naik," kata Hafni.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri mengatakan, bahwa berbagai langkah strategis yang telah dilakukan, seperti Program Pasar Sembako Murah Terintegrasi, diharapkan dapat menurunkan angka inflasi daerah.
BACA JUGA:20 Ribu Bibit Ikan Lele Dilepas Di Kolam Desa Lawang Agung
"Harga beberapa sembako penyumbang inflasi tinggi, seperti bawang dan cabai, sudah mulai normal kembali dalam beberapa hari terakhir," Sekda. (cia)