RadarSelatan.bacakoran.co, PASAR MANNA - Akibat kena prank oleh sekolahnya, SMK Aisyiyah Bengkulu Selatan, remaja putri berinisial ND alias Ne merasa kecewa dan terancam putus sekolah. Semangatnya menuntaskan pendidikan di sekolah tingkat lanjut atas menjadi redup.
Ne merasa dirinya telah dikerjai pihak SMK Aisyiyah. Sebab di raport yang diterimanya beberapa waktu lalu ditulis kalau dirinya naik ke kelas XII.
BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Selatan Tunggu Kepastian Seleksi CASN
BACA JUGA:Juli Hartono Kandidat Kuat Jabat Ketua DPRD Bengkulu Selatan, Tapi...
Tapi ketika akan mendaftar ulang, pihak sekolah menolak dengan alasan kalau ia tidak naik kelas.
“Waktu pembagian raport, guru mengumumumkan kami semuanya (seluruh siswa kelas XI) naik kelas. Saya juga lihat di raport saya ditulis naik ke kelas XII. Waktu itu saya senang. Tapi saat mau daftar ulang, saya dikatakan tidak naik kelas oleh guru,” ujar Ne yang merupakan alumni pesantren Makrifatul Ilmi ini.
Diakui Ne, saat pembagian raport pihak sekolah tidak ada memberi penjelasan apapun kepada dirinya terkait ada kenaikan kelas bersyarat.
BACA JUGA:Honda CL250 Scrambler, Selain Bergaya Klasik Ternyata Ini Kelebihannya
BACA JUGA:Inflasi Provinsi Bengkulu 2,31 Persen, Tertingi Kota Bengkulu dan Mukomuko
Saat dirinya datang ke sekolah bersama ibunya dengan tujuan mengklarifikasi hal tersebut, pihak sekolah mengatakan kalau Ne boleh bersekolah lagi tapi dari kelas XI, tidak naik ke kelas XII.
Mendengar itulah Ne sangat kecewa. Sebab ia merasa sudah banyak uang yang dihabiskan selama satu tahun bersekolah di kelas XI, dan ia harus kembali mengulangnya dari awal.
Karena tidak mau merepotkan dan membebani orang tua, Ne pun memutuskan berhenti sekolah.
BACA JUGA:Yamaha RX King 2 Silinder Hadir, Siap Menggempur Pasar dan Mengembalikan Kejayaan Sang Raja Jalanan
BACA JUGA:Tak Mau Kalah Pamor, Honda Siap Luncurkan Scoopy Terbaru, Lebih Menawan
Sebelumnya, pihak SMK Aisyiyah sudah memberi penjelasan terkait persoalan ini. Mereka mengakui ada tiga siswa ditulis naik kelas di raport termasuk raport Ne dengan tujuan untuk menyingkronkan di Dapodik.
Pihak SMK Aisyiyah mengklaim tidak memiliki niat mengerjai siswa terkait penulisan raport. Seharusnya raport belum diberikan ke siswa yang bersangkutan.
BACA JUGA:Pemerintah Lacak Keberadaan Bibit Tanaman Herbal Di Kaur
BACA JUGA:246 Peserta JKN KIS Dinonaktifkan
Tapi karena ada mis komunikasi pihak sekolah, raport sudah terlanjur dibagikan, sehingga siswa tidak tahu kalau mereka naik bersyarat.
Tiga siswa itu sebetulnya memang tidak naik kelas karena nilai empat mata pelajaran kejuruan dibawah standar.
Pihak sekolah mengarahkan tiga siswa itu untuk ikut bimbingan selama tiga bulan dan mondok di tempat pondok pihak yayasan.
Jika persyaratan sudah dijalankan, maka mereka akan diperbolehkan masuk ke kelas XII, sesuai dengan data yang tercantum di dapodik dan dibuku raport.
(yoh)