radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Puluhan ribu hektar lahan di Bengkulu menyimpan biji emas.
Cadangan emas Bengkulu ini cukup besar, bahkan ada yang menyebut setara dengan cadangan emas freeport.
Namun sejauh ini cadangan emas di Bengkulu ini belum dikelola, karena lokasinya berada di hutan kawasan.
Lokasi cadangan emas di Bengkulu ini berada di kawasan hutan lindung Bukit Sanggul yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Ulu Talo dan Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma.
BACA JUGA:Waspada Penipuan Berkedok Bajak Akun Media Sosial, Modusnya Posting Jualan dan Promo
Tahun 2016 lalu sudah dilakukan penelitian awal, cadangan emas di dua kecamatan di Bengkulu tersebut tersebar di lahan seluas 31.000 hektar lebih.
Walaupun belum ada penelitian secara khusus dan mendalam untuk memastikan kandungan emas yang tersimpan di ladang emas Bengkulu ini, namun banyak pihak yang memprediksi kandungan biji emas di kawasan itu cukup tinggi.
Keyakinan ini muncul karena tahun 2016 lalu sudah ada dua perusahaan yang tertarik untuk mengeksploitasi tambang emas itu.
BACA JUGA:Rawan Kejahatan, Warga Bengkulu Selatan Jangan Nongkrong Sampai Larut Malam di Lokasi Ini
Namun sayang, perizinan tidak keluar karena lokasi ladang emas itu berada di kawasan hutan lindung.
Kemudian Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma juga tidak bersedia mengeluarkan izin karena mempertimbangkan dampak jangka panjang.
Berdasarkan kajian awal, ladang emas di Bengkulu harus dilakukan dengan sistem pertambangan terbuka.
Penambangan dengan sistem terowongan tidak bisa diterapkan, karena ladang emas di Bengkulu ini berada di lahan batuan.
BACA JUGA:Layak Disebut Kepingan Surga, Desa di Pegunugan Alpen yang Indah, Ada 72 Air Terjun dan Dikelilingi Tebing
Dengan dilakukan penambangan sistem terbuka, maka dampak kerusakan terhadap hutan dan struktur sungai sangat besar.
Apalagi lokasi ladang emas di Bengkulu ini berada di kawasan hulu sungai.
Jika dilakukan eksploitasi, tidak menutup kemungkinan beberapa sungai di Kabupaten Seluma akan mengalami pendangkalan karena tertimbun material material limbah pertambangan. (**)