radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Warga Bengkulu Selatan harus benar-benar mewaspadai demam berdarah dengue (DBD).
Sejak Januari hingga April 2024, tercatat 158 warga terjangkit penyakit DBD. Bahkan dari jumlah kasus tersebut, 2 orang dinyatakan meninggal dunia.
BACA JUGA:Benahi Kawasan Pesisir, Bengkulu Selatan Bakal Gandeng Investor Asing
Mirisnya, satu dari pasien positif DBD yang dikabarkan meninggal dunia adalah seorang balita.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Selatan, penyakit DBD yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti telah merata di 11 kecamatan.
Bahkan di 3 kecamatan kasus DBD dinilai cukup tinggi. Yaitu Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Kota Manna dan Kecamatan Manna.
BACA JUGA:Bukti Banyaknya Pencari Kerja, Disnakertrans Keluarkan Ratusan Kartu Kuning Setiap Tahun
"Tingginya kasus DBD di Bengkulu Selatan dikarenakan perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD itu sendiri memang cepat. Bahkan didukung dengan perubahan iklim yang ekstrem seperti saat ini," terang Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi.
Diakui Gusnan, sejak beberapa waktu terakhir penyebaran penyakit DBD sedang merebak di mana-mana.
Bukan hanya itu Kabupaten Bengkulu Selatan saja, tapi hampir seluruh wilayah yanga ada di Indonesia.
BACA JUGA:Digerebek Polisi, Tersangka Narkoba Nekat Lompat dari Lantai 2 Hotel
"Mencegah meluasnya kasus DBD harus dilakukan dengan kesadaran semua pihak. Bahkan masyarakat dituntut untuk dapat peduli dengan lingkungan yang memiliki potensi penyebab berkembang biaknya nyamuk DBD," papar Gusnan.
Gusnan meminta masyarakat untuk melakukan upaya langsung dengan mencegah adanya tempat berkembangbiaknya nyamuk DBD.
Salah satunya dengan mencegah adanya genang air tempat berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk.
BACA JUGA:Tiga Raperda Disahkan Jadi Perda, Bupati Terima Kasih ke DPRD