KOTA MANNA - Program strategis bidang pendidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu Selatan banyak yang belum terealisasi.
Padahal ada beberapa program yang sudah digaungkan sejak lama dan menjadi visi utama pemimpin daerah dalam memajukan pendidikan. Diantaranya program pembagian Al-quran dan Iqra gratis, pemberian bantuan seragam gratis, bantuan peralatan tulis, hingga insentif honorer daerah (honda) khususnya guru dan tenaga pendidikan. Kepala Disdikbud Bengkulu Selatan Novianto, S.Sos, M.Si mengaku tidak terealisasinya beberapa program strategis pendidikan karena kekurangan anggaran. Dana bantuan yang biasanya dikucurkan dari BOSDa ini mengalami penurunan drastis, bahkan nyaris tidak ada lagi. Untuk itu, dirinya berharap tahun depan anggaran dari Pemkab ke Disdikbud kembali ditambah. “Pasca pandemi covid-19, BOSDa sangat minim anggarannya. Padahal, program-program ini sumbernya dari BOSDa,” ujarnya. Sejatinya kata Novianto, BOSDa dikucurkan senilai Rp14 miliar lebih per tahun. Bahkan, setiap kali rapat APBDP BOSDa kerap mengalami penambahan jumlah. Namun, akhir-akhir ini anggaran tersebut semakin surut, meski setiap tahunnya Disdikbud mengirimkan usulan ke TAPD Bengkulu Selatan. “Jadi bukannya kami tidak ingin merealisasikan program strategis ini, tapi memang anggaran tidak ada. Semua program itu harus ada anggarannya biar bisa berjalan,” terangnya. Oleh karena itu, dirinya meminta di tahun 2024 mendatang anggaran BOSDa kembali diotimalkan. Ada banyak program yang harus dilaksanakan, supaya siswa terbantu dan menghasilkan pendidikan berkualitas. Apalagi sambung Novianto tahun depan adalah persiapan untuk menyambut 50 persen sekolah penggerak berkelanjutan. “Harapan kami BOSDa kembali ditambah, sebab ini untuk kepentingan pendidikan,” pungkasnya.(rzn)
Kategori :