Jalan Rusak Berat, Pelajar SMP Negeri 22 Seluma Harus Jalan Kaki 4 Kilometer

Rabu 27 Aug 2025 - 19:35 WIB
Reporter : Ahmad Fauzan
Editor : Suswadi AK

radarselatan.bacakoran.co, SELUMA UTARA - Kondisi jalan Desa Sinar Pagi dan Desa Talang Empat menuju Desa Lubuk resam Kecamatan Seluma Utara rusak parah dan masih menjadi hambatan mobilitas masyarakat.

Semua aktivitas transportasi masyarakat terganggu, termasuk pelajar yang ingin ke sekolah terpaksa berjalan kaki. 

BACA JUGA:Kronologis Suami Bunuh Istri di Kaur, Tersangka Peragakan 36 Adegan

Belasan pelajar dari desa Talang Empat dan Sinar Pagi harus berjalan kaki sejauh 4 kilometer ke SMP Negeri 22 Seluma tempat mereka menimba ilmu setiap hari. Saat musim hujan, jalan yang dilalui berlumpur sehingga pelajar terpaksa melepas sepatu.

Salah seorang wali murid, Saripudin (65) kepada wartawan mengatakan, para pelajar dari Desa Talang Empat dan Sinar Pagi harus berjalan kaki lantaran tidak bisa menggunakan sepeda motor biasa, atau mobil biasa untuk bisa menuju ke Desa Lubuk Resam. 

BACA JUGA:Berjaya di Pilkada Bengkulu Selatan, PAN Optimis Menang Pemilu 2029

"Dari semenjak Seluma ini ada, sampai saat ini jalan belum pernah diperbaiki. Kasihan anak-anak yang ingin menuju ke sekolah di SMP Negeri 22 Desa Lubuk Resam. Harus berjalan kaki," tegasnya. 

Saripudin menambahkan, para pelajar ini bisa tertolong jika kebetulan ada kendaraan dobel gardan yang melintas ke arah Lubuk Resam. 

BACA JUGA:Narkoba Beredar di Bengkulu Selatan Dipasok Dari Kaur dan Sumsel, Ada Bandar Kelas Kakap?

Maka mereka bisa diangkut menggunakan mobil. Namun jika tidak, maka mereka akan berjalan untuk pergi ke sekolah dan juga pulangnya.

"Saya berharap agar ruas jalan ini segera diperbaiki. Supaya bisa dilalui kendaraan. Serta bisa memudahkan generasi penerus menuju ke SMP negeri 22," tegasnya. 

BACA JUGA:Soal Tambang Emas, Bupati Masih Tunggu Instruksi

Sementara itu, seperti diketahui sebelumnya Kepala Dinas PUPR Seluma M Saipullah mengatakan bahwa tahun 2025 ini hanya ada satu pekerjaan fisik perbaikan jalan. Yakni jalan di Desa Tawang Rejo. Itupun menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil (DBH) sawit. Dengan anggaran Rp 3,2 miliar. 

BACA JUGA:Tahun Depan Penyelenggaraan Haji Tidak Lagi Diurus Kemenag

"Untuk tahun ini hanya ada satu pekerjaan jalan di Desa Tawang Rejo. Semua pekerjaan fisik terhenti karena efisiensi anggaran serta pemerintah pusat tidak mengucurkan anggaran DAK ke daerah," ujarnya. (rwf)

Kategori :