RadarSelatan.bacakoran.co - Paru-paru basah merupakan istilah umum yang digunakan masyarakat untuk menyebut kondisi peradangan pada paru-paru, yang dalam dunia medis dikenal sebagai pneumonia.
Kondisi ini ditandai dengan penumpukan cairan atau nanah di jaringan paru-paru, dan dapat disebabkan oleh infeksi atau gangguan kesehatan lainnya.
Cairan yang menumpuk pada paru-paru bisa berupa nanah akibat infeksi, cairan karena penyakit jantung, atau bahkan darah dari gangguan paru-paru.
BACA JUGA:Pemprov Fokus Benahi Pendidikan dan Kesehatan Pulau Enggano
BACA JUGA:Petugas Kesehatan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular
Pneumonia bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Tingkat keparahannya pun beragam, tergantung pada penyebab serta kondisi kesehatan pasien.
Berikut adalah tiga penyebab utama paru-paru basah yang penting untuk Anda ketahui:
1. Infeksi Bakteri
Penyebab paling umum dari paru-paru basah adalah infeksi bakteri.
Salah satu bakteri yang sering menjadi biang keladi adalah Streptococcus pneumoniae.
Bakteri ini biasanya hidup di saluran pernapasan atas dan bisa memicu infeksi, terutama setelah tubuh melemah akibat flu.
BACA JUGA:Cek Kesehatan Calon Siswa, Sekolah Rakyat Kaur Resmi Dimulai
BACA JUGA:Bantu Rakyat, Pemdes di Bengkulu Selatan Diminta Dukung Program Kesehatan
Paru-paru basah akibat bakteri cenderung lebih berat dibandingkan virus, dan bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan serius.
Selain itu, beberapa jenis bakteri lain seperti Legionella pneumophila, Mycoplasma pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae juga dapat menjadi penyebab.
Penularannya bisa terjadi melalui droplet dari penderita, atau akibat penggunaan ventilator dalam jangka panjang.
2. Infeksi Virus
BACA JUGA:Bunga Seruni, Penuh Manfaat untuk Kesehatan
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Kenali Manfaat Kemangi untuk Kesehatan Pria
Paru-paru basah juga dapat disebabkan oleh virus, terutama virus yang menyebabkan flu, bronkitis, hingga bronkiolitis.
Jenis pneumonia ini umumnya lebih ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 sampai 3 minggu.
Namun demikian, pada beberapa kasus, infeksi virus juga bisa berkembang menjadi lebih parah, terutama jika terjadi pada individu dengan daya tahan tubuh lemah.
BACA JUGA:Ini 5 Tips Menjaga Kesehatan Kulit Wajah agar Tetap Terawat Yang Dapat Dilakukan di Rumah