Shalat Sebagai Sarana Penenang Hati dan Jiwa

Kamis 17 Jul 2025 - 19:14 WIB
Editor : Suswadi AK

Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al Baqarah 286, artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya."  

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Dari hal ini kita bisa memahami bahwa shalat akan memunculkan sikap kepasrahan diri yang bermuara pada tenangnya hati dan jiwa.

Hadits Rasulullah dari Abu Umamah pernah meriwayatkan yang artinya: "Sesungguhnya wali-wali yang terbaik menurutku adalah orang beriman yang ringan kondisinya, memiliki nasib yang baik dari shalat, menyembah Rabbnya dengan baik, menaati-Nya saat sepi, tidak dikenali orang dan tidak ditunjuk [orang-orang] dengan jari [sebab terkenal], rejekinya pas-pasan kemudian ia bersabar atas kondisinya’.” (HR. al-Tirmidzi).

Dalam Kitab Tuhfah al-Ahwadzi disebutkan bahwa kata-kata ‘dzu hazzhin minash shalah' dalam hadits tersebut sebagai orang-orang yang menjadikan shalat sebagai aktivitas yang menenangkan dan mengistirahatkan jiwa. Ketika shalat ia merasa diawasi dan menyaksikan kebesaran Allah sehingga shalatnya khusyuk.

Di antara upaya untuk menjadikan shalat khusyuk dan mampu mendatangkan ketenangan hati dan jiwa, kita perlu terus melatih diri untuk meningkatkan kualitas shalat. Menurut al-Ghazali, cara yang paling ampuh untuk meraih kekhusyukan shalat adalah menyingkirkan perkara-perkara yang mengganggu perhatian hati.

Namun, perkara-perkara yang mengganggu itu tidak mungkin disingkirkan kecuali dengan menyingkirkan sebab-sebabnya, baik sebab yang datang dari luar maupun yang datang dari  dalam diri kita.

Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan shalat. Setelah tidak ada lagi hal-hal yang mengganggu pikiran dan perhatian kita, laksanakan shalat dengan fokus pada bacaan-bacaannya serta meresapi maknanya. Maka itu penting bagi kita untuk mengawalinya dengan melafalkan niat shalat untuk menekankan diri agar fokus dalam melaksanakannya.

Dalam shalat, banyak doa dan dzikir yang diucapkan dan mampu mendekatkan diri kepada Allah. Firman Allah SWT yang artinya: "Kerjakanlah shalat untuk mengingat-Ku." (QS Thaha: 14).

Allah juga berfirman: artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram." (QS Ar-Ra'd: 28).

Setelah selesai shalat, kita juga sebaiknya tidak langsung bergegas pergi. Perlu bagi kita untuk memaksimalkan waktu untuk berdzikir dan berdoa. Doa menjadi bagian penting dalam kehidupan kita sebagai ikhtiar untuk mewujudkan harapan-harapan yang terbaik yang diinginkan.

Allah berfirman dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah Ayat 186: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah Jumat kali ini, semoga mampu menjadikan kita insan-insan yang benar-benar meraih manfaat dari shalat. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi-pribadi yang tegar dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan dan senantiasa mendapatkan taufik dan hidayah Allah dalam menjalani setiap langkah kehidupan ini. Aamiin. (**)

Kategori :