radarselatan.bacakoran.co - BENGKULU, Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka meminta pemerintah untuk menaikkan status kondisi Pulau Enggano menjadi darurat.
Hal itu terjadi akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai menyebabkan layanan transportasi penumpang dan barang dari dan ke Pulau Enggano terganggu.
Dengan status darurat, maka penanganan dapat lebih cepat dan terintegrasi, sehingga persoalan yang dihadapi lebih dari 4.000 masyarakat adat yang ada di pulau itu.
BACA JUGA:Tenaga Honorer Seluma Desak Seleksi PPPK Segera Dilaksanakan
"Harus dinaikkan jadi darurat. Penanganan ini lamban, karena pemerintah Bengkulu hanya menyebut situasi ini kritis," kata Rieke, Senin (23/6/2025).
Rieke mengatakan penanganan pendangkalan alur pulau Baai memang masih berjalan dan ditargetkan selesai paling lambat awal Juli 2025.
Namun khusus untuk penanganan kebutuhan angkutan barang dan hasil bumi memang belum ada solusi.
BACA JUGA:Pendaftaran Replanting Sawit 2026 Sudah Dibuka, Hanya 5 Kecamatan yang Boleh Menerima
"Saya sudah komunikasikan ke Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, dan beliau sudah menyanggupi akan menyampaikannya ke Presiden Prabowo Subianto," kata Rieke.
Rieke menyebut, telah disepakati agar ada upaya cepat yang bisa membantu masyarakat Enggano yang kini terisolir akibat tersendatnya transportasi laut.
"Kita akan usulkan kapal besar dengan tonase 75 GT, dan dua kapal perintis untuk penumpang serta kapal langsir. Ini sudah saya sampaikan ke Wakil Ketua DPR RI," kata Rieke.
BACA JUGA:Kakan Kemenag Tuntut Siswa Perkuat Keterampilan, Kegiatan Positif Menjadi Kunci
Sementara itu, Kepala KSOP Wilayah III Pulau Baai Bengkulu Petrus Christanto Maturbongs mengakui, lambannya penanganan pengerukan alur di Pelabuhan Pulau Baai, memang ditengarai oleh status yang telah ditetapkan untuk Pulau Baai.
"Pemerintah daerah menyebut situasinya kritis, jadi penanganannya masih dalam kondisi normal. Jadi tidak perlu diskresi," kata
Diketahui, sejak Maret 2025, transportasi laut ke Pulau Enggano terhenti. Akibatnya situasi aktivitas ekonomi di Enggano lumpuh. (cia)