RadarSelatan.bacakoran.co - Benih padi adalah salah satu faktor kunci dalam menentukan tinggi atau rendahnya hasil panen.
Karena itu, benih yang ditanam harus dalam kondisi prima, sebab dari benih inilah fondasi pertumbuhan tanaman sehat dan normal bermula.
Banyak produsen menawarkan benih berlabel yang diklaim bermutu tinggi, dan dalam setiap musim tanam, mereka selalu menganjurkan penggunaan benih bersertifikat.
BACA JUGA:Cara Ampuh Mencegah Hama dan Penyakit Saat Padi Memasuk Fase Bunting Besar
Namun, seiring berjalannya waktu, harga benih berlabel terus meningkat, sehingga bagi sebagian petani, hal ini menjadi tambahan beban biaya produksi.
Akhirnya, banyak petani kreatif memilih menggunakan benih hasil panenan sendiri untuk menekan ongkos awal tanam.
Apakah benih berlabel selalu menghasilkan panen lebih tinggi dibandingkan benih dari panen sendiri?
Ini penting untuk dipahami agar bisa menjaga keseimbangan antara biaya produksi dan hasil optimal.
Benih berlabel menjamin mutu benih, bukan menjamin hasil panen.
BACA JUGA:Padi Bandel Cocok Ditanam Disemua Jenis Lahan, Potensi Hasil Tinggi dan Tahan Terhadap Penyakit
Yang dijamin benih berlabel adalah:
Daya tumbuh tinggi — minimal 80% benih akan tumbuh seragam.
Kemurnian varietas — benih tidak tercampur varietas lain, sesuai label.
Bebas dari gulma dan penyakit — tidak mengandung biji gulma, benih rumput liar, atau penyakit karena diproduksi di bawah pengawasan ketat.
Jika benih berlabel ditemukan tercampur, berdaya tumbuh rendah, atau membawa penyakit, itu berarti ada kesalahan dalam pengawasan produksi.
BACA JUGA:Belum Banyak Yang Tahu, Ternyata Ini Keunggulan dan Kekurangan Padi Polton
Namun, kenapa tetap bisa terjadi panen rendah meski memakai benih berlabel?
Karena hasil panen dipengaruhi banyak faktor lain, antara lain:
Cuaca (hujan berlebihan atau kekeringan).
Pengolahan lahan (tanah yang buruk menghambat akar).
Pengairan (genangan atau kekeringan berpengaruh pada bulir padi).
Pemupukan (dosis, waktu, dan jenis pupuk tidak tepat).
Serangan hama dan penyakit (wereng, blas, penggerek batang, dll.).
Kepadatan tanam (terlalu rapat atau renggang memengaruhi jumlah anakan produktif).
BACA JUGA:Cara Efektif Mengatasi Bulir Padi Memutuh atau Bluk
Memakai benih berlabel itu seperti membeli anak ayam dari peternak unggul, anak ayamnya sehat, tapi kalau dipelihara di kandang kotor tanpa pakan cukup, tetap tidak akan tumbuh maksimal.
Kesimpulannya, benih berlabel adalah langkah awal penting, tapi hasil maksimal hanya bisa dicapai dengan budidaya yang benar namun pengairan, pemupukan, pengendalian hama, dan panen yang tepat juga menjadi kunci keberhasilan.
Bagaimana dengan Benih dari Panenan Sendiri?
Tentusaja tidak buruk, karena metode pembuatan benih dari hasil panen sendiri ini sudah diterapkan sejak zaman nenek monyang.
BACA JUGA:Padi Cibugo Jumbo Premium, Padi Unggul Produksi Tinggi yang Banyak Dicari Petani
Namun, ada risiko penurunan mutu jika prosesnya tidak benar.
Benih dari panenan sendiri bisa tetap bagus jika:
Dilakukan seleksi ketat dari tanaman sehat.
Dipanen dan disimpan dengan baik.
Tidak tercampur varietas lain.
Lahan bebas dari penyakit berat.
Tidak menggandakan benih lebih dari 4-5 kali (idealnya maksimal F3 atau F4).
BACA JUGA:Padi Inpari 32 Promeo: Kelebihan, Kekurangan dan Cara Menanam
Kenapa seringkali benih panen sendiri malah hasilnya menurun?
Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya menggandakan benih terus-menerus tanpa seleksi (lebih dari 4 kali).
Membiarkan tercampurnya varietas di lahan.
Mengambil benih dari tanaman yang sakit atau terserang hama.
Tidak melakukan uji daya tumbuh.
Menyimpan benih di tempat yang lembap dan panas sehingga daya tumbuh turun.
Artinya, benih panen sendiri tidak otomatis jelek, asal diproses dengan benar.
Perbanyakan benih adalah memperbanyak benih dari yang sudah ada, agar bisa digunakan musim berikutnya. Ini sah-sah saja, asal tahu teknik dasarnya.
BACA JUGA:Keunggulan Padi Denok Taiwan Serta Tips Perawatannya Agar Hasil Melimpah
Berikut langkah-langkahnya:
Gunakan benih awal bermutu, pilih varietas unggul, minimal berlabel putih atau ungu.
Seleksi tanaman induk di lahan, pilih tanaman sehat saat berbunga hingga hampir matang, tandai dengan pita atau tali.
Panen terpisah, panen tanaman terpilih secara khusus, jangan dicampur panenan biasa.
Pengeringan benih, jemur di lantai bersih, jangan di bawah sinar terik langsung, dan pastikan kadar air 12–14%.
Penyimpanan benih, simpan di tempat kering dan sejuk, pakai karung berlubang kecil atau drum tertutup.
Uji daya tumbuh, semai 100 butir benih, pastikan daya tumbuh minimal 80%.
Penyegaran benih, setelah dua kali perbanyakan, beli lagi benih baru untuk menyegarkan mutu genetik.
Kalau semua langkah ini dijalankan, benih dari panenan sendiri tetap bisa menghasilkan panen tinggi dan tanaman tetap berkualitas. (**)