RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Kehadiran guru berprestasi di Kabupaten Bengkulu Selatan sangat diuperlukan demi mendongkrak hasil pendidikan yang maksimal.
Sebagai langkah mewujudkan hal itu, Plt. Kepala Disdikbud Bengkulu Selatan Lusi Wijaya, M.Pd meminta pengurus musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS) untuk aktif mengisi program pendidikan.
Dikatakan Lusi, bahwasannya program pendidikan yang dimaksud mulai dari aktifitas diskusi di ruang guru, sosialisasi penentu kebijakan mata pelajaran hingga workshop literasi dan wawasan praktik mengajar.
BACA JUGA:Banjir Stok, Daging Ayam Potong Hanya Rp26 Ribu
BACA JUGA:Harga TBS Sawit di Bengkulu Selatan Anjlok, Dewan Datangi PKS
“Jadi MKKS itu perannya sangat luas. Ada poin utama yang harus dilakukan MKKS, yaitu memperbanyak guru berprestasi. Prestasi itu bukan mengenai pintarn hitungan dan tulisan, karena itu memang tugas guru. Tapi wawasan kinerja yang bagus,” ujarnya.
Lanjut Lusi, dirinya saat menjadi Kepala Sekolah beberapa waktu lalu sudah mempraktikan bahwa peran MKKS sangat besar mendongkrak kapasitas guru. Bahkan kata Lusi, melalui MKKS juga bisa dilakukan upaya kegiatan social khusus guru dan kepala.
BACA JUGA:PPPK dan CPNS di Bengkulu Selatan Harap Bersabar, Penerbitan SK Masih Berproses
BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Selatan Ingatkan PT. SBS Soal Kebun Inti
“MGMP juga ada, kami harapkan ini bisa kerjasama dengan MKKS. Kalau ini berjalan, tentu akan memberikan kesempatan yang baik untuk guru mendapatkan kemampuan baru di dunia pendidikan,” jelasnya.
Kedepan Lusi juga menekankan bahwa guru juga harus rutin mengikuti pembekalan kurikulum. Sebab seiring dengan berkembangnya teknologi, maka sistem pendidikan juga dituntut lebih adaftif.
BACA JUGA:Ungkap Dugaan Honorer Siluman, Inspektorat Pelototi Berkas 581 Tenaga Honorer
BACA JUGA:Masih Banyak Anak di Kabupaten Kaur yang Belum Memiliki KIA
Jika pola pendidikan hanya monoton dan tidak bisa menyesuaikan diri, maka siswa tidak akan mendapatkan hal baru.
“Sistem dan proses pendidikan sekarang sangat jauh berbeda dengan 10 tahun lalu. Kalau guru hanya menyampaikan isi dari sebuah buku, maka bisa saja siswa dapat menyampaikan isi dari 10 buah buku melalui perangkat handhpone pintar yang mereka miliki,” pungkas Lusi.
(rzn)