BACA JUGA:Dinding Rumah Jamuran? Jangan Biarkan! Ini Bahaya Tembok Berjamur Bagi Kesehatan
Gibbons menjelaskan, pada individu sehat yang mengalami sembelit, kadar racun ini dalam darah meningkat, yang berpotensi membebani fungsi ginjal.
Sebaliknya, individu dengan diare mengalami peningkatan zat kimia yang berkaitan dengan peradangan dan kerusakan hati.
Hal ini disebabkan oleh pembuangan asam empedu yang berlebihan, sehingga hati harus bekerja lebih keras untuk mendaur ulangnya agar tetap mendukung proses pencernaan lemak.
BACA JUGA:Manfaat Tak Terduga Kayu Manis untuk Kesehatan, Penderita Diabetes Pasti Senang
Cara Menjaga Pola BAB yang Sehat
Para peneliti menemukan pola BAB yang optimal terjadi dalam rentang Zona Goldilocks, yaitu 1-2 kali sehari. Dalam pola ini, bakteri usus yang mendukung kesehatan cenderung berkembang dengan baik.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan rentang frekuensi BAB yang benar-benar ideal.
Secara demografis, individu yang lebih muda, wanita, serta mereka dengan indeks massa tubuh lebih rendah cenderung memiliki frekuensi BAB yang lebih jarang. Faktor hormonal, neurologis, serta pola makan antara pria dan wanita kemungkinan berperan dalam perbedaan ini.
BACA JUGA:Kepesertaan BPJS Kesehatan di Bengkulu Baru Berada di Angka 78 Persen
Untuk menjaga pola BAB yang sehat, studi ini menekankan pentingnya konsumsi buah dan sayuran, asupan cairan yang cukup, olahraga teratur, serta diet berbasis tumbuhan.
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah melakukan uji klinis jangka panjang guna mengevaluasi bagaimana pengaturan pola BAB dapat membantu mencegah penyakit di masa depan. (**)