KOTA MANNA - Jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Bengkulu Selatan masih tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, tahun 2023 jumlah ODGJ mencapai 457 orang. Dari jumlah itu 12 ODGJ merupakan korban pasung.
Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, Didi Ruslan, M.Si membenarkan, data penderita ODGJ tersebut. Dengan masih tingginya kasus ODGJ maupun korban pasung ini, pihaknya terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Salah satunya, lanjut Didi, dengan membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM). Dibentuknya tim ini tidak lain bertujuan menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa. "Perlu diketahui, gangguan jiwa ini banyak sekali jenis penyakitnya. Untuk miminimalisir ODGJ seluruh stekholder harus bersama sama melakukan upaya pencegahan, pengobatan dan penanggulangan," kata Didi. Disampaikan Didi, upaya yang dilakukan terhadap ODGJ meliputi pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Baik oleh pemerintah pusat, daerah, sampai ke pemerintah desa. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI, gangguan mental emosional satu sampai 10 orang pada usia 15 tahun, lalu orang yang mengalami depresi satu dari enam belas orang pada usia 15 tahun dan orang yang mengalami gangguan jiwa berat hampir dua dari seribu orang. Bukan hanya itu, untuk gambaran kekerasan dan perundungan pada anak dan gangguan jiwa pada remaja yakni, dua dari tiga anak pada usia 13 sampai 17 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali kekerasan. Begitu juga dua dari lima anak usia 15 tahun mengalami perundungan. "Dengan adanya TPKJM kita berharap seluruh tim bisa bekerja sama untuk meminaliasir gangguan jiwa masyarakat khususnya di Bengkulu Selatan," pungkas Didi. (one)
Kategori :