Capaian PIN Polio Tahap Dua Di Bengkulu Rendah, Hanya 42 Persen
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat realisasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada putaran II di Provinsi Bengkulu mencapai 42, 45 persen. Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 - 7 tahun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian saat ini pihak Puskesmas di tingkat kabupaten kota, masih melaksanakan putaran kedua dan melakukan sweeping (penelusuran) baik untuk imunisasi putaran I dan putaran II.
BACA JUGA:Penipu Bajak Akun Media Sosial untuk Perdaya Korban, Waspada!
"Sweeping dilakukan setelah Pos PIN didatangi sesuai jadwalnya," kata Ruslian, Rabu (21/8). Pelaksanaan imunisasi di Provinsi Bengkulu akan menyasar 257.841 anak dengan target cakupan 95 persen untuk masing masing putaran.
BACA JUGA:Warga Pino Silahkan Merapat, Samsat Gelar Full Day Service 29 Agustus
Ruslian mengatakan, capaian vaksin PIN Polio khususnya untuk tahap pertama memang tidak sesuai target. Terutama bagi anak yang berada di rentang usia 1 – 3 tahun. Hanya Kabupaten Bengkulu Tengah yang capaiannya mencapai 95 persen.
BACA JUGA:Seks Bebas Ancam Generasi Muda, Dewan Minta Pemda Bersikap Serius
"Untuk Kabupaten yang belum mencapai target sudah kami laporkan ke Kementerian Kesehatan," kata Ruslian. Dia menjelaskan, rendahnya capaian PIN Polio ini disebabkan anak rentang usia 1- 3 tahun merupakan kelompok umur yang tidak lagi aktif di Posyandu dan belum bersekolah (PAUD) sehingga sulit disasar petugas di Pos PIN.
BACA JUGA:Sabar, Formasi PPPK Kaur Dipastikan Bertambah
"Perlu peran berbagai pihak serta Mengajak masyarakat membawa anak ke Pos Pin untuk diimunisasi Polio," ujar Ruslian.
Seperti diketahui, vaksin polio merupakan upaya untuk melindungi anak dari infeksi virus polio. Penyakit polio adalah penyakit menular yang menyerang sistem syaraf pusat. Sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem motorik, yang membuat penderitanya mengalami kelumpuhan pada anggota gerak. (cia)