Syariat Shalat 5 Waktu Untuk Umat IsIam
Syariat Shalat 5 Waktu Untuk Umat IsIam-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
OLEH : Dr. KH. Abdullah Munir, M.Pd
Shalat Memiliki Dimensi Sosial Yang Mendalam
Shalat merupakan ibadah yang terdiri dari komponen ibadah lisan (ucapan) perbuatan (gerak badan) dan hati (keyakinan).Maka ketiganya menjadi satu kesatuan di dalam rukun shalat, yang dimulai dari niat, gerak badan, hingga tertib.
Shalat 5 waktu pertama kali diperintahkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad ketika Mi'raj dan diperintahkan kepada umatnya ketika siang harinya, ketika turun kembali ke muka bumi.
Dari perjalanan Isra' dan Mi'raj itulah, umat Islam memiliki rutinitas yang menjadi ibadah mahdlah yakni sehari 5 kali untuk menghadap kepada Allah swt.
Ibadah shalat sendiri memiliki berbagai hikmah, salah satunya dimensi sosial.
Jamaah rahimakumullah
Pada hari yang mulia, bulan yang mulia dan tempat yang mulia ini, khatib berwasiat kepada jamaah Jumat sekalian dan khususnya kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sesungguhnya bertakwa akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah swt. Hal ini sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 103 yang artinya Artinya: Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.
Dalam surat Ali Imran ayat 76 menerangkan bahwa Allah swt juga menyukai hamba-hamba-Nya yang bertakwa
Hadirin rahimakumullah
Segala puji milik Allah swt, Dzat yang memberikan kekuatan jasmani dan rohani sehingga kita bisa berkumpul bersama untuk melaksanakan shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat beserta salam tetap kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, Nabi yang membawa syariat Shalat 5 waktu bagi umatnya. Sehingga dengan shalat tersebut umatnya senantiasa dimudahkan untuk berinteraksi dan berkomunikasi kepada Allah swt.Karena shalat merupakan ibadibadah yang langsung berkomunikasi antara hamba dan pencipta.
Hadirin rahimakumullah
Shalat merupakan ibadah yang purba (tua), karena para Nabi dan Rasul Allah, selalu shalat kepada Allah swt, meski dengan syariat yang berbeda-beda. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Ibrahim ayat 37.