Kopi Bengkulu Kian Diminati, Kopi Petik Merah Juaranya, Mampu Merambah Pasar Manca Negara, Ini Buktinya
PETIK MERAH: Kopi bengkulu petik merah yang memiliki cita rasa tinggi-istimewa-raselnews.com
radarselatan.bacaloran.co - Dari zaman penjajahan hingga Indonesia merdeka, Bengkulu terkenal dengan produksi kopinya yang melimpah dan berkualitas.
Saat ini kopi Bengkulu makin dikenal, Bengkulu merupakan daerah penghasil kopi terbesar ke tiga di Indonesia, posisi ini menjadikan Bengkulu sebagai salah satu bagian dari segitiga kopi emas Indonesia.
Bukan saja soal kuantitas, Kopi Bengkulu juga dikenal karena kualitasnya, salah satu kopi andalan kualitas terbaik adalah kopi petik merah.
BACA JUGA:Ops Keselamatan, Polisi Dapati Banyak Pemotor Malas Pakai Helm
BACA JUGA:Perbanyak Gelar Razia Pekat
Kopi petik merah bengkulu sudah diproduksi dalam bentuk olahan bubuk kopi dan sudah banyak dipasarkan di dalam maupun luar daerah, baik oleh individu, UMKM, maupun koperasi.
Dengan terobosan baru ini, posisi kopi Bengkulu di mata pecinta kopi makin kuat.
Saat ini, petani kopi Bengkulu sedang giat menggalakkan kopi petik merah.
Pemasaran kopi petik merah Bengkulu telah meluas, bahkan ke luar negeri, dengan citra kenikmatannya diakui oleh pecinta kopi internasional.
BACA JUGA:Biasanya Beri Penyuluhan, Kini Para PAI yang Dapat Penyuluhan
BACA JUGA:Polisi Beri Pesan Khusus untuk Pemilik Ternak, Ini Tujuannya
Kopi petik merah dipetik dari pohon kopi yang buahnya sudah benar-benar matang, tidak secara sembarangan.
Petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, misalnya, memilih biji kopi yang sudah berwarna merah matang untuk dipetik.
Mereka percaya bahwa penjualan kopi petik merah lebih menjanjikan daripada kopi yang dipetik secara sembarangan.
Andri, seorang petani kopi di Kecamatan Sindang Dataran, Rejang Lebong, mengatakan bahwa belakangan ini pembeli cenderung lebih tertarik pada kopi basah atau kopi petik merah.
BACA JUGA:Tahun Ini, Kaur Usulkan 150 CPNS
BACA JUGA:Polisi Minta Pasar Tumpah Tidak Ganggu Lalu Lintas
Harga kopi petik merah yang baru dipetik berkisar antara Rp4.500 hingga Rp5.000 per kilogram, sementara biji kopi kering dihargai antara Rp25.000 hingga Rp30.000 tergantung pada kualitasnya.
Hal ini membuat penjualan kopi petik merah diminati oleh pembeli, terutama pengusaha pengolahan kopi dan pemilik kafe, sehingga mereka banyak mencari ke desa-desa.
Andri juga menjelaskan bahwa produksi kopi di daerah tersebut mulai berkurang seiring berakhirnya musim panen, namun kopi stek (klon) tetap berbuah secara rutin dan tidak tergantung pada musim, sehingga dapat dipanen saat sudah matang.
BACA JUGA:Segera Diseret ke Pengadilan, PL Karaoke Tampil Syar’i Pakai Hijab
BACA JUGA:Suara Rakyat Banyak Terbuang, Pengamat: Ambang Barlemen 4 Persen Terlalu Tinggi
Koperasi Primatera Desa IV Suka Menanti, Kecamatan Sindang Datar, dipimpin oleh Adi Panito, telah bergabung dengan Koperasi Karyawan PT Medco Agro Jakarta untuk membeli kopi petik merah yang dihasilkan oleh petani.
Koperasi Primatera kini mampu menampung hingga 5 ton biji kopi basah per hari.
Namun, karena jumlah buah kopi yang dihasilkan oleh kebun petani berkurang akibat cuaca ekstrem pada musim panen kali ini, mereka hanya mampu menampung maksimal 2 ton biji kopi basah per hari.
Jenis kopi yang mereka tampung adalah kopi robusta petik merah yang telah memiliki sertifikat Indikasi Geografis (IG) di tiga kecamatan yang terletak pada ketinggian antara 900 hingga 1300 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
BACA JUGA:HUT ke 75 Bengkulu Selatan Undang Kepala Daerah Tetangga
BACA JUGA:Flash Promo Pameran Virtual TUMBUH by Astra Financial, Honda Scoopy Hanya Rp 6,7 juta
Dengan berbagai variasi pengolahan hasil kopi di Bengkulu, sebutan segitiga kopi emas semakin melekat di daerah ini.
Terlebih lagi, perkebunan kopi milik petani di daerah ini cukup luas dan produktif.
Lebih dari setengah kabupaten di Provinsi Bengkulu merupakan sentra penghasil kopi hingga saat ini. (stb)