Sekolah Diminta Tekankan Pendidikan Moral, Cegah Siswa Salahgunakan Teknologi
Ketua DPRD Bengkulu Selatan, Juli Hartono-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak selalu memberi dampak positif. Tapi bisa juga memberi dampak negative jika salah dalam penggunaannya.
Khususnya bagi kalangan generasi muda, teknologi bisa menjadi racun yang merusak karakter. Sehingga banyak anak muda atau kalangan remaja yang terjerumus berprilku negative akibat pengaruh kemajuan teknologi.
BACA JUGA:Lantai Jembatan Sentra Produksi Desa Keban Jati Memperihatinkan
Di Kabupupaten Bengkulu Selatan, angka kenakalan remaja cukup tinggi. Banyak remaja yang menjadi korban dan pelaku kriminal. Bahkan data anak tersandung hukum cukup tinggi. Mereka terseret kasus perkelahian, pencurian, bahkan ada yang menjadi pelaku pembunuhan.
BACA JUGA:KPK Kembali Lakukan Pengeledahan di Pemprov Bengkulu, Giliran di Kantor Dinas Dikbud
Ketua DPRD Bengkulu Selatan, Juli Hartono, SE, MAP mengaku prihatin dengan kondisi tersebut dan khawatir jika permasalahan tersebut dibiarkan, akan berdampak terhadap pembentukan karakter generasi penerus. Akibatnya akan berimbas negatif terhadap daerah.
BACA JUGA:Seleksi CASN 2024, TKD PPPK Kaur Digelar 2 Hari
Juli meminta agar, permasalahan tersebut bisa diatasi. Salah satu cara yang dilakukan, yakni melalui pendidikan di bangku sekolah. Selain memberi materi pelajaran.
Sekolah perlu menekankan pembentukan moral kepada siswa. Soalnya kondisi moral siswa sangat mengkhawtirkan, itu terlihat banyaknya pelajar yang mencuri, berkelahi, minuman keras, narkoba dan pelaku kriminial lainnya.
BACA JUGA:Dihantam Hujan dan Badai 15 Tiang Listrik Milik PLN di Seluma Tumbang
Politisi Partai Nasdem ini menyarankan hal utama perlu diperhatikan untuk membentuk moral anak adalah dengan cara memberi contoh yang baik dari lingkungan sekitar. Karena itu, jika pelajar banyak menghabiskan waktu di sekolah, tentu guru yang perlu banyak membimbing dan memberi contoh.
“Tugas guru tidak hanya memberi materi pelajaran. Tapi juga memberi contoh yang baik, karena sifat guru itu dicontoh, ditiru dan diteladani murid. Kalau sekedar mengajar di dalam sekolah saja, itu belum bisa dikatakan guru,” ujar Juli.
BACA JUGA:Pekerjaan Proyek Dikejar Waktu, Dewan Ingatkan Tetap Utamakan Kualitas
Jika guru memberi contoh yang tidak baik, seperti merokok sambil mengajar, menyuruh siswa membeli rokok, bermain handphone, datang tidak dispilin dan prilaku negatif lainnya. Tentu akan memberi virus yang tidak baik juga terhadap siswa.