Prediksi Harga Kopi Tahun 2025, Petani Kopi Harus Jeli Memantau Harga, Seperti Ini Perkiraannya
Kopi unggul di Bengkulu yang diprediksi akan tetap produktif hingga tahun 2025-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Pada tahun 2024 harga kopi dunia melonjak ke level tertinggi. Semua petani kopi di beberapa daerah di dunia merasakan dampak signifikan dari kenaikan harga kopi tersebut.
Lantas apakah harga kopi ini akan tetap bertahan mahal ditahun 2025?
Berbagai pihak memprediksi harga kopi dunia tetap akan bertahan dilevel tertinggi tahun 2025, namun prediksi itu hanya berlaku hingga pertengahan tahun.
BACA JUGA:4 Manfaat Bubuk Kopi Untuk Kesehatan Kulit Wajah, Dijamin Tanpa Efek Samping, Ini Cara Membuatnya
Untuk itu petani kopi harus jeli memantau harga agar tidak ketingalan informasi terkini.
Pada akhir tahun 2024 ini, harga kopi di Indonesia sedikit goyang, namun hal itu wajar terjadi karena biji kopi yang dihasilkan petani pada akhir tahun merupakan buah selang atau bukan buah musim panen raya.
Sehingga kualitas kopinya sedikit menurun. Namun untuk harga kopi dunia tetap berada dilevel tertinggi.
BACA JUGA:Harga Kopi di Seluma Masih Stabil Rp 52 Ribu per Kilogram
Tingginya harga kopi ini disebabkan terjadinya gangguan produksi di beberapa negara penghasil kopi terbesar di dunia. Diantaranya negara Brazil dan negara Vietnam di Asia.
Kondisi ini menguntunggkan beberapa negara produsen kopi di dunia lainnya, termasuk Indonesia. Karena produksi kopi dunia turun sementara permintaan tetap tinggi.
Pergerakan harga kopi diprediksi masih akan terus mengalami kenaikan hingga pertengahan 2025.
Ramalan kenaikan harga kopi itu sejalan dengan kelangkaan pasokan dari para produsen utama.
BACA JUGA:Penderita Asam Lambung Wajib Tahu, Ini Cara Minum Kopi Agar Tetap Sehat
Pelanggan di Eropa akan membayar lebih banyak lagi untuk kafein yang mereka konsumsi sejalan dengan berlakunya peraturan baru mengenai deforestasi.
“Perkiraan akan kembali terjadinya kekurangan produksi di Vietnam, yang merupakan produsen utama kopi robusta di dunia, memicu lonjakan harga berbagai jenis biji kopi yang digunakan dalam campuran kopi dan espresso,” ujar Ketua Luigi Lavazza SpA Giuseppe Lavazza dilansir dari Bloomberg.
BACA JUGA:Selain Penghasil Kelapa Sawit dan Kopi, Bengkulu Juga Potensial Untuk Pembangunan Tambak Udang, Ini Lokasinya
Lavazza mengungkapkan kondisi panen yang buruk menyebabkan para roaster harus membayar US$1.000 di atas harga berjangka untuk biji kopi Vietnam. Kondisi itu belum pernah terjadi dalam sejarah industri kopi.
Turunnya produksi kopi Vietnam mendorong lonjakan harga kontrak berjangka robusta di bursa komoditas London, yakni naik lebih dari 50% tahun lalu, dan kini mencapai level tertinggi sejak 2008.
BACA JUGA:Kabar Gembira Bagi Petani Kopi Nusantara, Harga Kopi Tetap Mahal Hingga Tahun Depan
Asosiasi kopi Vietnam memperkirakan bahwa ekspor kopi robusta negara tersebut pada kurun Januari 2024 hingga September 2024 diperkirakan akan turun 20% dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Januari hingga September 2023 dengan ekspor 1,67 juta ton. (**)