Candi Badut, Candi Unik Peninggalan Raja Gajayana
candi badut-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Malang Raya memiliki sejarah panjang peradaban klasik Hindu-Buddha, alamnya yang subur sangat mendukung untuk pengembangan pertanian.
Kondisi ini menyebabkan munculnya banyak pemukiman kuno yang kemudian berkembang menjadi kerajaan.
Salah satunya adalah Kerajaan Kanjuruhan, yang diperkirakan berdiri sekitar abad ke-8 Masehi.
Kerajaan Kanjuruhan merupakan kerajaan tertua di Jawa Timur, kerajaan ini diperkirakan seumur dengan Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kalingga.
BACA JUGA:Candi Kidal, Candi Yang Dibangun Untuk Tokoh Penting Singasari
Salah satu bukti arkeologis keberadaan Kerajaan Kanjuruhan adalah ditemukannya Prasasti Dinoyo, yang menyebutkan tentang seorang raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana, yaitu Raja Gajayana.
Raja Gajayana memerintah selama 29 tahun, dari tahun 760 M hingga 789 M. Prasasti Dinoyo juga mengisahkan bahwa Raja Gajayana memerintahkan pembangunan sebuah bangunan suci, yang kini diyakini sebagai Candi Badut.
Secara administratif, Candi Badut terletak di Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Candi Tegu Wangi Di Kediri Jawa Timur
Candi ini memiliki bentuk fisik yang berbeda dibandingkan dengan candi-candi lain di kawasan Malang Raya.
Arsitekturnya lebih mirip dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah pada era Mataram Kuno.
Candi Badut menghadap ke barat dan dulunya dikelilingi tembok pagar, meskipun saat ini pagar tersebut sudah tidak ada.
Di bagian tangga candi, terdapat ornamen Makara, meskipun kini sudah rusak, terutama di bagian pipi kanan candi.
Pada bagian pipi kiri candi, terdapat relief fauna yang menggambarkan burung merak. Relief ini masih dalam kondisi cukup baik meskipun sudah berusia lebih dari seribu tahun.
BACA JUGA:Candi Kedulan, Situs Istimewa yang Sempat Tertimbun, Kini Kembali Berdiri Kokoh
Di bagian lain, terdapat potongan relief flora serta sebuah potongan relief kaki. Di dalam candi, terdapat Lingga dan Yoni, simbol kesuburan yang biasanya ditemukan di dalam Garba Graha (ruang utama candi).
Pada bagian atas pintu candi, terdapat relief Makara dengan gaya khas Jawa Tengah, yang juga dapat ditemukan di sisi kiri dan kanan pintu, yang kondisinya masih sangat utuh.
Di sisi utara bangunan candi, terdapat sebuah relung yang berisi arca Durga Mahesasuramardini, yang menjadi satu-satunya arca yang tersisa di Candi Badut.
BACA JUGA:Nasib Candi Asu Sengi, Gunung Merapi Tolak Pemugaran, Hingga Legenda Dewi Wind
Di atas relung arca ini terdapat relief Kalamakara. Sayangnya, kondisi arca Durga ini cukup memprihatinkan, dengan bagian kepala dan tangan kanannya sudah hilang.
Arca Durga digambarkan sedang menaiki lembu Andini, wahana dari Dewi Durga.
Di sisi timur candi, terdapat relung kosong yang seharusnya berisi arca Ganesha, Dewa Pengetahuan. Relief Kalamakara juga menghiasi bagian ini.
BACA JUGA:Sejarah dan Keunikan Candi Arimbi di Jombang, Destinasi Wisata Berkaitan Erat Dengan Tokoh Pewayangan
Di sisi selatan, terdapat relung yang diperkirakan dahulu berisi arca Agastya, meskipun tidak ada relief Kalamakara di atasnya.
Selain itu, di sebelah kanan pintu candi, terdapat relung kosong yang mungkin dulunya berisi arca Nandi, wahana Siwa.
Selain candi utama, di kompleks Candi Badut juga terdapat sisa-sisa Candi Perwara (candi kecil yang mengelilingi candi utama).
Di bagian depan candi, terlihat sisa-sisa fondasi dan puing-puing batu dari atap candi dan Candi Perwara.
Salah satu sisa relief dari Candi Perwara adalah arca lembu Andini, wahana Batara Siwa.
Candi Badut pertama kali dilaporkan oleh seorang kontrolir Belanda, Maureen Breaker, pada tahun 1921.
Pemugaran dilakukan antara tahun 1925 hingga 1927 di bawah pengawasan Dehan, seorang pejabat dari Jawatan Purbakala Hindia anda.
BACA JUGA:Misteri dan Fakta Unik Candi Jawi, Situs Peninggalan Kerajaan Singasari di Pasuruan Jawa Timur
Meskipun sudah banyak penelitian dilakukan, hingga saat ini, masih belum ada kepastian mengenai tanggal pasti pembangunan candi ini.
Prasasti Dinoyo yang berasal dari tahun Saka 682 (atau sekitar 765 Masehi) menyebutkan tentang pembangunan sebuah bangunan suci, yang diperkirakan adalah Candi Badut, meskipun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. (**)