Candi Kidal, Candi Yang Dibangun Untuk Tokoh Penting Singasari

Candi kidal, sejarah dan latar belakang pembangunannya-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Candi Kidal berada di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini merupakan salah satu situs penting dari Kerajaan Singasari.

Candi ini pertama kali ditemukan oleh Thomas Stamford Raffles pada tahun 1817, diperkirakan candi ini sudah berdiri sejak sekitar tahun 1248 Masehi.

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Candi Tegu Wangi Di Kediri Jawa Timur

Candi ini dibangun untuk menghormati Raja Anusapati, salah satu tokoh penting dalam sejarah Singasari, dan menyimpan banyak kisah mistis yang hingga kini masih dipercaya oleh sebagian orang.

Candi Kidal tidak hanya terkenal karena nilai sejarahnya, tetapi juga karena cerita-cerita mistis yang mengelilinginya.

Saat pertama kali ditemukan oleh Raffles, candi ini tersembunyi di tengah hutan, jauh dari pandangan, dan hanya dikenal melalui tradisi lisan penduduk setempat.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Candi Cetho: Sejarah, Lokasi dan Info Tiket

Banyak yang meyakini bahwa Candi Kidal memiliki energi spiritual yang kuat, dan ada yang percaya bahwa di sini bersemayam arwah Raja Anusapati.

Sejarah Candi Kidal sangat erat kaitannya dengan kehidupan Raja Anusapati.

Anusapati adalah putra dari Kendedes dan Tunggul Ametung, yang kemudian menjadi raja setelah Ken Arok, pendiri sekaligus penguasa Tumapel dan Kerajaan Singasari.

BACA JUGA:Candi Kedulan, Situs Istimewa yang Sempat Tertimbun, Kini Kembali Berdiri Kokoh

Kisah hidup Anusapati penuh intrik dan balas dendam, karena ia diyakini membunuh ayah tirinya, Ken Arok, untuk membalaskan dendam ibunya, Ken Dedes.

Namun, tak lama setelah itu, Anusapati pun dibunuh oleh Tohjaya, putra dari Ken Arok, yang akhirnya merebut tahta Singasari.

Dari segi arsitektur, Candi Kidal memiliki ciri khas yang unik dengan tinggi sekitar 12 meter dan dihiasi oleh relief-relief yang rumit.

BACA JUGA:Nasib Candi Asu Sengi, Gunung Merapi Tolak Pemugaran, Hingga Legenda Dewi Wind

Salah satu relief utama di candi ini menggambarkan kisah Garuda, yakni perjuangannya untuk membebaskan ibunya dari perbudakan ular naga.

Relief-relief ini dapat ditemukan di sisi utara, timur, dan selatan candi, yang menggambarkan Garuda membawa air suci Amerta untuk membebaskan sang ibu.

Kisah ini dipercaya sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan, yang mencerminkan perjuangan Garuda sebagai pembebas.

BACA JUGA:Sejarah dan Keunikan Candi Arimbi di Jombang, Destinasi Wisata Berkaitan Erat Dengan Tokoh Pewayangan

Cerita ini juga dianggap sebagai simbol perjuangan rakyat Jawa Timur melawan penjajahan, mirip dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah.

Di bagian atas candi, terdapat atap berundak yang menyerupai punden berundak, yang melambangkan perjalanan spiritual menuju kesempurnaan.

BACA JUGA:Kisah Pilu Dibalik Megahnya Candi Sukuh, Seperti Ini Ulasannya

Selain itu, ada lorong kecil di dalam candi yang memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman langsung berada di ruang suci, tempat yang dahulu digunakan untuk pemujaan. (**)

Tag
Share