Candi Gunung Gangsir, Situs Sejarah yang Sarat Misteri, Seperti Ini Sejarahnya

Candi gunung gangsir-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Sejarah Candi Gunung Gangsir dimulai dari dengan kunjungan Hi Comis, Residen Pasuruan, pada tahun 1830. Kemudian dilanjutkan oleh juru gambar Cyber pada tahun 1840 yang mencatat kondisi reruntuhan candi itu.

Pemugaran dimulai pada tahun 2004 dan selesai pada 2013, serta candi ini akhirnya ditetapkan sebagai warisan cagar budaya pada 29 Februari 2016.

BACA JUGA:Candi Kidal, Candi Yang Dibangun Untuk Tokoh Penting Singasari

Candi Gunung Gangsir terbuat dari bata dengan bentuk denah bujur sangkar berukuran 14 meter per sisi.

Candi ini menghadap ke timur, dengan tangga yang mengarah ke relung badan candi. Candi ini memiliki tinggi sekitar 13 meter dengan atap piramida yang telah rusak.

Di dalam kompleks Candi Gunung Gangsir, kami diajak berkeliling oleh Bapak Edi Santoso, juru pelihara candi, yang menjelaskan berbagai informasi terkait candi ini.

Di bagian atas, tangga menuju Garba Graha terlihat kosong, tanpa Arca atau Lingga Yoni, yang biasanya terdapat di ruang suci tersebut.

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Candi Tegu Wangi Di Kediri Jawa Timur

Lingga Yoni sendiri melambangkan penyatuan Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Ada beberapa relung kosong yang seharusnya berisi arca seperti Mahakala dan Nandi, yang berfungsi sebagai penjaga gerbang candi.

Saat berkeliling, kami menemukan relief-relief yang unik, seperti relief wanita memegang bunga teratai, yang menggambarkan Dewi Laksmi, Dewi kekayaan.

BACA JUGA:Destinasi Wisata Candi Cetho: Sejarah, Lokasi dan Info Tiket

Sayangnya, relief ini mengalami kerusakan, terutama pada bagian kepala. Selain itu, terdapat relief tempayan dengan motif floral yang menunjukkan bahwa tempayan pada zaman itu digunakan untuk menyimpan barang berharga seperti emas dan uang.

Di sisi timur, terdapat relief makhluk perempuan berkaki burung, yang kemungkinan adalah Kinara-Kinari, makhluk Khayangan dalam mitologi Hindu-Buddha.

BACA JUGA:Nasib Candi Asu Sengi, Gunung Merapi Tolak Pemugaran, Hingga Legenda Dewi Wind

Relief ini juga menggambarkan pohon Kalpataru, pohon yang dipercaya dapat mengabulkan permintaan, dengan berbagai harta benda jatuh dari pohon tersebut dan masuk ke dalam tempayan.

Di sisi utara, relief tempayan masih terlihat menghiasi dinding candi, dan di sini juga ditemukan koleksi artefak berupa relief burung kakak tua, yang pada zaman dulu melambangkan kemakmuran, serta potongan arca yang menyerupai Arca 28. (**)

Tag
Share