Apa Kurangnya Bibit Sawit Asalan? Buahnya MAsih Lebat, Ternyata Ini Kelemahannya

radarselatan.bacakoran.co - Pemilihan bibit kelapa sawit unggul masih sering jadi perdebatan di kalangan para petani kelapa sawit.

Tidak sedikit petani kelapa sawit yang mengambil biji atau mencabut kecambah sendiri untuk dijadikan bibit kelapa sawit.

BACA JUGA:DISUKA Komitmen Wujudkan Good Governance

Hal ini dilakukan lantaran minimnya pengetahuan petani terhadap kelapa sawit unggul serta mahalnya bibit berkualitas.

Bahkan tak jarang petani kelapa sawit mengatakan jika bibit asalan yang mereka tanam tetap berbuah lebat dan tak kalah dengan bibit unggul.

Berdasarkan keterangan sejumlah ahli, bibit kelapa sawit itu sama dengan jenis tanaman lainnya, faktor genetik induknya tetap akan menurun pada anaknya.

BACA JUGA:Pengerukan Alur Pelabuhan Butuh Anggaran Ratusan Miliar

Jika bibit asalan diambil dari buah atau kecambah kelapa sawit yang berbuah lebat, maka besar kemungkinan bibit yang diambil itu nantinya juga akan berbuah lebat.

Namun ada beberapa kelemahan, petani yang mengambil biji kelapa sawit tidak akan mengerti bentuk biji dan ukuran yang bagus untuk dijadikan benih.

BACA JUGA:Pilih Tunjangan Kendaraan, Pimpinan DPRD Seluma Tolak Mobnas

Kemudian cara pengolahannyapun tidak memenuhi standar, berbeda dengan benih yang sudah diseleksi di laboratorium tentu sudah mendapat perlakuan khusus.

Kemudian dampak yang paling krusial adalah masaproduksi tanaman kelapa sawit.

Tanaman yang diambil dari bibit asalan biasanya akan lebih cepat pertumbuhan tinggi batangnya. Sehingga baru berumur beberapa tahun saja pohonnya sudah tinggi.

BACA JUGA:Seluruh Kelurahan Diarahkan Memiliki Motor Pengangkut Sampah

Berbeda dengan bibit kelapa sawit unggul yang sudah dipastikan memiliki pasa produksi 25 tahun.

Kemudian jenis buah, bibit kelapa sawit asalan tidak bisa diprediksi jenis buah apa yang akan dihasilkan, bisa durah, tanera atau jenis buah lainnya.

Berbeda dengan bibit unggul yang sudah dipastikan jenis buah yang akan dihasilkan setelah sawit produksi. (**)