“Tsunami Kecil” Hantam Kaur, Perahu Hilang, Tempat Usaha Warga Porak Poranda
Tempat jualan warga yang porak poranda dihantam ombak di kawasan Pelabuhan Linau-Julianto-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, BINTUHAN - Cuaca buruk yang terjadi di sepanjang pesisir pantai wilayah Kaur menimbulkan dampak serius.
Rabu, 16 Oktober 2024, “stunami kecil” yang menghantam Kaur menyebabkan perahu nelayan hanyut dan merusak tempat usaha warga yang berada di bibir pantai kawasan Pelabuhan Linau.
BACA JUGA:Sikap PDIP Ditentukan Hari Ini? Megawati dan Prabowo Bertemu
Setidaknya lima tempat usaha warga yang dilaporkan rusak dihantam ombak. Satu perahu nelayan dilaporkan hanyutdan hilang setelah dihantam ombak tinggi.
Usaha warga yang mengalami kerusakan di sepanjang Pantai Linau terparah dialami Ale Boba dan tetangganya yang menjual aneka minuman dan usaha pangkas rambut. Gazebo yang dibangun di belakang gerai minuman roboh dan merusak sejumlah barang.
BACA JUGA:Tanki BBM Mobil Agya yang Terbakar Telah Dimodifikasi, Milik Pengunjal BBM?
Sedangkan perahu yang hilang diinformasikan milik Merwan (35) warga Benteng Harapan Kecamatan Maje. Sementara perahu milik Yopi (43) warga Desa Linau dilaporkan tenggelam yang membuat sejumlah peralatan menangkap ikan hanyut.
"Ombak besar diperkirakan terjadi sekitar pukul 03.30 WIB, Rabu (16/10) dinihari," ujar Kades Linau Kecamatan Maje, Ispi Yulidarmin kepada Rasel.
BACA JUGA:Bawaslu Awasi Distribusi Logistik Pilkada
Bahkan ombak yang mencapai ketinggian hingga 5 meter masih terjadi hingga Rabu siang. Akibatnya air laut sempat menggenangi bahu jalan layaknya “tsunami kecil”.
"Kondisi seperti ini jarang terjadi. 2 tahun terakhir mungkin ini pertama kalinya gelombang tinggi, kami imbau nelayan untuk waspada dan tidak memaksakan tuk melaut," ujar Kades.
BACA JUGA:Warga Dilarang Tebang Pohon dan Tanam Sawit Di Tahura
Terpisah, Khairum (55), nelayan Desa Linau mengaku cuaca buruk juga menyebabkan Pelabuhan Kecil Desa Linau porak poranda. Sejumlah nelayan urung melaut, dua perahu rusak dan hilang.
Sejumlah nelayan terpaksa menarik perahu dan memindahkannya dari lokasi penambatan. Hal itu dilakukan karena khawatir ombak tinggi menghantam perahu yang mengakibatkan kerusakan.