Merokok Disebut Bisa Menyebabkan Stunting

Ilustrasi stunting-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co, BENGKULU - Anak - anak yang hidup di tengah keluarga perokok memiliki risiko mengalami stunting atau permasalahan pertumbuhan. Selain itu buruknya sanitasi seperti jamban juga menjadi salah satu pennyumbang.
Kepala BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari mengatakan, buruknya lingkungan dan lainnya di luar kesehatan menyumbang 30 persen angka stunting di Bengkulu.
BACA JUGA:Aktifkan MPP, Pjs Bupati Bengkulu Selatan Kumpulkan Para Camat
BACA JUGA:BMKG Sebut Puncak Musim Hujan di Bengkulu November
“Mungkin ekonomi keluarga itu bagus, tapi karena ketidakperdulian lingkungan seperti rokok dan juga jamban bisa menimbulkan dampak stunting,” kata Zamhari, Senin (14/10).
Zamhari mengatakan, kasus stunting bukan hanya disebabkan oleh gizi buruk dan faktor penyakit saja. Ia mencontohkan, di Kabupaten Rejang Lebong, sebagai wilayah pertanian, angka kecukupan gizinya cukup bagus. Namun angka prevalensinya naik. “Ada indikator lainnya bukan hanya sudut pandang gizinya tapi juga lingkungan dan sanitasinya,” kata Zamhari.
BACA JUGA:Puluhan Unit Rumah Terendam Banjir, Lalu Lintas Lumpuh, Kerugian Miliaran Rupiah
BACA JUGA:Rugikan Negara Rp 611 Juta, Kades dan Kaur Keuangan Desa Gunung Kaya Jadi Tersangka
Dikatakan Zamhari, kasus prevalensi stunting atau anak yang berisiko terkena stunting di Bengkulu mencapai 20 persen. Upaya penurunan prevalensi stunting itu terus dilakukan pemerintah daerah bersama instansi terkait lainnya. Berupa intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sektor di luar sektor kesehatan, seperti ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial, dan sebagainya.
BACA JUGA:Tukar Guling Lahan di Seluma Tahun 2008: Seret 4 Tersangka, Usai Diperiksa Langsung Ditahan
BACA JUGA:Gagal Panen Karena Bencana, Lapor DKP Akan Diberi Bantuan, Ini Syaratnya
“Bagaimana kita duduk bersama menyelesaikan kasus stunting ini. Bukan hanya pemerintah, tetapi juga NGO, dan pihak - pihak terkait lainnya,” demikian Zamhari.
(cia)