Sejarah Tanah IKN, Kabupaten Penajaman Paser, Pusat Kerajaan Adat, Ada Mitos Segitiga Setan
IKN: Sejarah tanah IKN, tampak gadis dayak di kawasan IKN yang cantik dan mempesona-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Tanah tempat berdirinya Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki sejarah yang menarik untuk disimak.
Daerah itu memang dikenal sebagai pusat kerajaan adat dari zaman terdahulu.
Kawasan IKN terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur.
Kabupaten Penajam Paser Utara dikelilingi oleh Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kertanegara, dan Kota Balikpapan.
BACA JUGA:Menjelang Pilkada, Kapolres Seluma Minta Warga Hindari Hoaks
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2018, Penajam Paser Utara memiliki luas 33,6 km².
Dahulu, wilayah ini dihuni oleh suku Paser Tunan dan suku Paser Balik, yang merupakan bagian dari suku Paser yang saat ini tinggal di Kabupaten Paser.
Menurut situs resmi kebudayaan Kemendikbud, kehidupan awal di Penajam Paser Utara terdiri dari kelompok-kelompok suku yang berpencar.
Mereka mendirikan kerajaan-kerajaan kecil yang dikenal sebagai kerajaan adat. Mata pencaharian utama masyarakat pada waktu itu adalah nelayan dan petani.
BACA JUGA:10 Pantai Terindah di Indonesia, Ada Yang mendapat Predikat Pantai Terbaik di Asia, Ini Daftarnya
Beberapa kerajaan adat di sekitar Penajam meliputi:
Kerajaan Adat Suku Suk yang berada di Teluk Adang atau Paser, Kerajaan Adat Suku Lolo di muara Sungai Lolo, Kerajaan Adat Suku Kali di Longkali, Kerajaan Adat Suku Tunan di muara Sungai Tunan, Kerajaan Adat Suku Balik di sekitar Teluk Balikpapan.
Di antara kerajaan-kerajaan ini, hanya Kerajaan Adat Suku Balik yang menjadi bagian dari kerajaan besar Kutai Kertanegara, sedangkan sisanya bergabung dengan kerajaan Paser.
Seiring waktu, kerajaan-kerajaan kecil ini menghilang dan hanya menjadi legenda di masyarakat Penajam Paser Utara.
Secara administratif, Penajam Paser Utara adalah wilayah otonomi, namun secara budaya, wilayah ini sangat terkait dengan Kutai Kertanegara.
BACA JUGA:10 Danau Terdalam di Indonesia, Diyakini Masih Dihuni Ikan Purba, Ini Daftar Danaunya
Pada tahun 1942, Penajam Paser Utara menjadi bagian dari Kabupaten Paser dan pada 10 April 2002, kabupaten ini memekarkan diri menjadi Kabupaten Penajam Paser Utara.
Peninggalan sejarah di Penajam Paser Utara termasuk meriam bedil, senjata, dan mesiu yang berasal dari angkatan laut kerajaan Paser.
Dalam catatan sejarah, Tanjung Jumlai dikenal sebagai bagian penting dari kerajaan Paser, yang dilengkapi dengan armada perang untuk mengamankan sisi utara kerajaan.
Seorang bangsawan Bugis dari Sulawesi Selatan, memodernisasi kapal perang Sultan Sulaiman Alamsyah dan mengisi kapal tersebut dengan senjata yang diperoleh melalui sistem barter.
Pencarian senjata dilakukan dengan menghubungi pedagang Portugis di Pulau Timur, Negeri Delhi, dan akhirnya berhasil mendapatkan meriam bedil, senjata, dan mesiu.
BACA JUGA:Yamaha Crypton Bangkit, Resmi Diluncurkan, Tampilan Lebih Gagah dan Segar
Peninggalan budaya yang tersisa termasuk makam, masjid, serta reruntuhan meriam dan bunker di Kalimantan Timur.
Selain jejak sejarah, kawasan IKN juga memiliki cerita mistis "Segitiga Setan".
Konon, segitiga setan ini meliputi kawasan yang dikelilingi oleh tiga gunung tertinggi di Kalimantan Timur, termasuk Gunung Halau dengan ketinggian 1.892 m di atas permukaan laut.
Kawasan ini mencakup Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Kutai Kertanegara, yang dikenal dengan hutan lebat, lembah, dan gunung-gunung tinggi.
BACA JUGA:Mobil Terbaru Toyota FJ Cruiser 2025, Perpaduan Tampilan Elegan dan Rangka Kokoh
Fenomena "Segitiga Setan" ini tidak banyak diketahui dan jarang dicatat di kamus atau mesin pencari.
Namun, beberapa pilot pesawat perintis yang pernah melintasi kawasan tersebut mengungkapkan adanya gangguan alat navigasi pesawat.
Pada 26 Juli 1994, sebuah pesawat helikopter jenis S58T yang membawa 18 orang hilang di hutan Kalimantan Timur. Tim SAR yang melakukan pencarian selama berhari-hari tidak berhasil menemukan pesawat tersebut.
Akhirnya, keterlibatan paranormal dalam pencarian membantu menemukan lokasi pesawat berdasarkan petunjuk yang diberikan.
Para anggota tim SAR kemudian menemukan bangkai pesawat dan kerangka para korban. Paranormal tersebut juga melaporkan adanya potongan batu yang mirip altar serta perlengkapan tradisional warga pedalaman.
BACA JUGA:Kota Paling Romantis di Dunia, Berada di Atas Air, Sama Sekali Tak Ada Kendaraan Darat
Meski keterlibatan paranormal dapat dianggap kontroversial, beberapa pilot pesawat perintis mengakui bahwa ada beberapa titik di
jantung hutan Kalimantan Timur yang rawan bagi keselamatan penerbangan.
Kawasan ini, yang meliputi garis segitiga antara tiga gunung di pedalaman, mungkin menyimpan misteri tersendiri, meski berbeda dari segitiga Bermuda yang terkenal.
Sehingga, segitiga setan di Kalimantan Timur tetap menjadi bagian dari cerita misterius yang menyelimuti kawasan Heart of Borneo (**)