4 Pelajar Bengkulu Diutus Seleksi Paskibraka Nasional, Tahukah Kamu Sejarah Terbentuknya Paskibraka?
Ilustrasi Paskibraka-Istimewa-paskibraka.bpip.go.id
radarselatan,bacakoran.co, BENGKULU - Empat pelajar Bengkulu akan mengikuti seleksi Paskibraka Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Tapi tahukah pembaca Rasel sejarah terbentuknya Paskibraka?
BACA JUGA:Hebat! Empat Pelajar Bengkulu Diutus Ikut Seleksi Paskibraka Nasional, Ini Nama dan Asal Sekolahnya
Empat pelajar Bengkulu yang terpilih mengikuti seleksi tingkat nasional yakni Angga Tedy Wijakso dari SMAN 1 Kabupaten Seluma, Novallian Syaputra dari SMAN 2 Kota Bengkulu, Amanda Aprilia SMAN 2 Kota Bengkulu dan Tasya Aulia Putri dari SMA IT Iqra Kota Bengkulu.
Dari empat pelajar tersebut akan bersaing dengan utusan dari provinsi lain se-Indonesia untuk dapat menjadi petugas pengibar bendera di Istana Negara.
BACA JUGA:Selamat Berjuang! 10 Siswa Bengkulu Selatan Ikuti Seleksi Paskibraka Nasional
Seleksi nasional sendiri akan diselenggarakan pada 9-13 Juni 2024 oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Lalu, apa itu Paskibraka? Selain bertugas menaikkan dan menurunkan bendera pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia, Paskibraka juga dispakan menjadi calon pemimpin bangsa masa depan dengan jiwa nasionalisme dan berjiwa Pancasila.
BACA JUGA:Amankan Lingkungan, Polisi Imbau Aktifkan Poskamling
Hal itu dijelaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2022 tentang Program Paskibraka.
Pembentukan Paskibraka tidak disiapkan sebatas untuk menaikkan dan menurunkan bendera pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Namun menjadi suatu program pengkaderan calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila.
Sistem pembinaan dalam pemusatan pendidikan dan pelatihan terdiri dari pembelajaran aktif ideologi Pancasila dan pemantapan nilai wawasan kebangsaan, pelatihan yang terdiri dari pelatihan kepemimpinan dan pelatihan baris-berbaris. Serta pengasuhan untuk membentuk generasi yang tangguh, mandiri, dan berkarakter Pancasila.
BACA JUGA:Harga Beras dan Cabai Turun, Daging Ayam dan Telur Tinggi namunStabil Tinggi
Dengan pola pembinaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kebangsaan.
Disadur dari situs paskibraka.bpip.go.id, gagasan pembentukan Paskibraka dicetuskan oleh Mayor (Laut) Husein Mutahar pada tahun 1946. Saat itu ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Saat memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan Mayor (Laut) Husein Mutahar selaku ajudannya, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
BACA JUGA:Sambang Warga, Polisi Imbau Jangan Mabuk-mabukan
Mutahar memiliki gagasan agar pengibaran bendera pusaka dilakukan para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air. Dalam idenya, para pemuda merupakan generasi penerus perjuangan bangsa.
Namun gagasan tersebut jelas tidak dapat diwujudkan karena waktu yang diberikan untuk menugaskan para pemuda di penjuru Tanah Air tidak tersedia.
Akhirnya Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta. Salah satunya adalah Siti Dewi Sutan Assin.
BACA JUGA:Kementerian LHK Bangun Insinerator Limbah Medis di Bengkulu
Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika ibukota dikembalikan ke Jakarta pada 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka.
Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.
Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Barulah pada tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka.
BACA JUGA:Kementerian LHK Bangun Insinerator Limbah Medis di Bengkulu