Pemerintah Diminta Bergerak Cepat Perbaiki Jembatan dan Jalan Terancam Putus Akibat Abrasi Air Kedurang
Ketua Komisi II DPRD Bengkulu Selatan, Nissan Deni Purnama S.P-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Ketua Komisi II DPRD Bengkulu Selatan, Nissan Deni Purnama S.P meminta pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Provinsi Bengkulu bergerak cepat perbaiki jalan dan jembatan yang terancam putus akibat abrasi sungai Air Kedurang.
Pasalnya jalan dan jembatan yang berada di Desa Suka Rami Kecamatan Kedurang Ilir Kabupaten Bengkulu Selatan itu merupakan akses penting bagi masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian seperti kelapa sawit, karet, jagung, dan padi.
BACA JUGA:DLH Kaur Bakal Lakukan Penataan Ulang TPA
“Memang perlu respon cepat dari pemerintah, hal seperti itu tidak boleh dibiarkan apalagi didiamkan.
Soalnya infrastruktur itu memiliki fungsi yang sangat penting bagi masyarakat. Karena ada ribuan hektar lahan pertanian yang menggunakan jalan dan jembatan itu sebagai akses,” kata Deni.
Deni mendorong Pemda Bengkulu Selatan melalui OPD terkait untuk mencari solusi yang cepat memperbaiki jalan dan jembatan itu.
Pemda bisa menggunakan anggaran BTT, atau bisa mengusulkan alokasi anggaran ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
“Perbaikan jalan dan jembatan itu membutuhkan andil pemerintah karena biayanya cukup besar, tidak memungkinkan lagi kalau masyarakat diminta gotong royong.
BACA JUGA:Masih Nekat Lepas Liarkan Hewan Ternak, Satpol PP Kaur Siap Pakai Obat Bius
BACA JUGA:Harga TBS Kembali Turun, di Tingkat Petani Hanya Rp2200 per Kg
Makanya Pemda melalui OPD terkait harus bergerak cepat dan aktif supaya ada solusi segera, jangan terkesan diam dengan kondisi seperti itu,” ujar Deni.
Untuk diketahui, jalan dan jembatan itu kondisinya memang sudah sangat memprihatinkan. badan jalan semakin karena tergerus aliran sungai Air Kedurang, sepeda motor saja sudah sulit melintas.
Petani pun terpaksa mengangkut hasil pertanian melalui jalan alternatif yang jaraknya sangat jauh. Biayanya pun juga membengkak, ongkos angkut yang biasanya Rp100 per kg naik menjadi Rp800 per kg. (yoh)