Banyak Kupu Kupu Putih Pada Tanaman Padi? Waspada Bisa Bahaya, Ini Penjelasannya
Kupu kupu putih yang bisa mengancam tanaman padi-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co - Kupu kupu putih sering dijumpai hinggap pada tanaman padi. Kupu kupu ini ukurannya lebih kecil dari ukuran kupu kupu kebanyakan.
Kupu kupu ini tidak membahayakan tanaman padi secara langsung, namun telur dari kupu ini akan menetas menjadi ulat dan ulat inilah yang berbahaya.
Jika menemukan banyak kupu kupu putih pada tanaman padi segera lakukan pembasmian sebelum kupu kupu bertelur, jika terlambat tanaman padi akan diserang hama ulat.
Telur kupu-kupu putih biasanya menetas dalam waktu 5 hingga 9 hari, lalu berubah menjadi ulat.
BACA JUGA:4 Fungisida Terbaik Untuk Mengatasi Serangan Blas Daun dan Patah Leher Pada Tanaman Padi
Setelah menetas, ulat ini akan masuk ke batang tanaman dan mulai menggerogoti jaringan sel di dalamnya. Karena itulah disebut ulat penggerek batang.
Kalau pada padi, serangan ini bisa menyebabkan anakan mati saat fase vegetatif, atau menyebabkan malai menjadi putih saat fase generatif sehingga padi tidak akan menghasilkan gabah.
Setelah menjadi larva, ulat membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 31 hari untuk berubah menjadi kepompong, tergantung kondisi lingkungan.
BACA JUGA:Fungisida Terbaik Yang Bisa Melindungi Tanaman Padi Tari Serangan Jamur
Karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting. Begitu terlihat adanya kupu-kupu putih beterbangan di area sawah, sebaiknya langsung lakukan pemantauan.
Pengamatan mulai dilakukan saat padi berusia 5 HST (Hari Setelah Tanam), jika terlihat ada kupu kupu putih maka lakukan penyemprotan saat padi berusia 10 HST.
Gunakan insektisida berbahan aktif yang bisa menembus dan mengeringkan telur, bersifat sistemik (masuk ke jaringan tanaman), serta mengandung bahan aktif kontak untuk membasmi kupu-kupu yang masih beterbangan.
BACA JUGA:Padi Bandel Cocok Ditanam Disemua Jenis Lahan, Potensi Hasil Tinggi dan Tahan Terhadap Penyakit
Karena ulat masuk ke dalam batang, kalau hanya menggunakan insektisida kontak biasa, tidak akan efektif. Harus dengan bahan aktif sistemik supaya racunnya masuk ke jaringan tanaman.
Penyemprotan tidak cukup sekali, karena ada kemungkinan serangan baru dari sawah tetangga atau area sekitar yang tidak melakukan pengendalian.
Sebaiknya lakukan penyemprotan 10 HST, 20 HST, 30 HST, 40 HST, dan 50 HST.
Di setiap penyemprotan, tetap gunakan kombinasi insektisida dengan sifat kontak, sistemik, menyerang pernapasan, menyerang saraf dan menyerang lambung.
Gunakan dosis tinggi untuk memastikan efektivitas pengendalian.
BACA JUGA:Belum Banyak Yang Tahu, Ternyata Ini Keunggulan dan Kekurangan Padi Polton
Penyemprotan bertahap penting dilakukan karena telur-telur baru bisa saja menetas terus menerus. Kalau hanya sekali menyemprot, maka telur baru yang datang dari luar akan tetap berkembang menjadi ulat.
Makanya interval 10 hari sekali harus konsisten sampai tanaman masuk usia 60 hari, di mana batang padi sudah mengeras dan risiko serangan sudah jauh berkurang.
Kalau telat mengendalikan, tanda-tanda seperti sundep (anakan mati) atau malai putih akan muncul. Kalau sudah begini, tidak ada yang bisa dilakukan dan padi tidak akan berbuah. (**)