Berbagai Cara Allah Memberikan Rezeki kepada Manusia
Cara Allah Memberikan Rezeki kepada Manusia-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At-Taubah: 105).
Selain itu Allah juga sudah menciptakan bumi dengan berbagai isi, sehingga kita diperintah untuk mencari rezeki di bumi yang telah dibentangkan oleh Allah swt.
Seperti yang tercantum di dalam surat Al-Mulk, ayat 15: “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS Al-Muluk: 15).
Rasulullah saw juga bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal bahwa bekerja merupakan mulia, terlebih dengan tangannya sendiri.
“Dari Rafi' bin Khadij ra, ia berkata: Pernah ditanyakan, ‘Ya Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?’ Beliau menjawab: ‘Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap jual-beli yang baik’." (HR Ahmad bin Hanbal).
Hadits tersebut mengingatkan sekaligus menyadarkan manusia tentang betapa mulianya seorang yang bekerja, karena Allah mengkategorikan seseorang yang bekerja sama saja sedang berjuang di jalan Allah (sabilillah).
Juga sabda Rasulullah saw lainnya, yang artinya: Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bekerja dan barangsiapa yang bekerja keras untuk keluarganya, maka ia seperti mujahid di jalan Allah (HR Ahmad).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Yang kedua, dengan tawakal. Rezeki juga bisa diperoleh dengan cara bertawakal kepada Allah SWT.
Yakni selalu menyerahkan dan menyandarkan segala pekerjaannya dan aktivitas kepada Allah swt. Banyak orang-orang terdahulu yang diberikan kekayaan oleh Allah sebab takwa dan tawakalnya. Meski kadang bekerjanya biasa saja, tidak ngoyo atau memaksa.
Sebagaimana dalam firman-Nya, Surat At-Talaq Ayat 2: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 2).
Disebutkan dalam Tafsir al-Wajiz bahwa ayat di atas mengandung makna Allah memberi rezeki dengan berbagai cara melalui arah yang tidak diketahui. Barang siapa menyerahkan urusannya kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya.
Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menerapkan hukum, kehendak, dan takdir-Nya terhadap makhluk-Nya. Sungguh Allah telah menciptakan bagi tiap-tiap sesuatu kesejahteraan yang sudah ditakdirkan, jumlah dan masanya tidak lebih dari takdir yang telah ditentukan itu.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Ketiga, sebab silaturahim. Silaturahim merupakan menjaga hubungan sesama saudara, baik saudara sesama Islam, sesama suku, dan lain sebagainya. Meskipun ada kerabat yang berbuat buruk, Rasulullah tetap memerintahkan untuk menjaga hubungan silaturahim.
Silaturahim tidak hanya merekatkan persaudaraan, akan tetapi ada timbal balik di dalamnya, seperti dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umur.