Anggaran Minim, Bengkulu Berhasil Menahan Laju Kerusakan Hutan
Hutan Bengkulu-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Provinsi Bengkulu berhasil menahan laju kerusakan hutan atau deforestasi dalam satu tahun terakhir hingga Rp86 persen.
Upaya ini dilakukan ditengah minimnya anggaran penyelamatan hutan yang luasnya mencapai hampir 1 juta hektare.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, Safnizar mengatakan, pada APBD 2024, anggaran yang disiapkan hanya Rp22 juta.
BACA JUGA:Bengkulu Terima Dana Insentif Karbon Untuk Pemulihan Hutan
"Polisi hutan yang kami miliki juga sangat terbatas. Dengan keterbatasan itu menjaga hutan tidak bisa kita lakukan sendiri, tapi secara bersama - sama," kata Safnizar, Selasa (24/12).
Safnizar mengatakan, saat ini tenaga pengamanan pada setiap KPH, hanya memiliki sekitar 5 Polisi Hutan (Polhut). Jumlah itupun rata-rata usianya sudah tidak memungkinkan untuk terus-terusan melakukan patroli alias berusia tua.
"Kita berharap setiap elemen, termasuk NGO dapat berkontribusi untuk mendedikasikan diri menjaga kawasan hutan," kata Safnizar.
BACA JUGA:Keindahan Taman Mangrove di Tangerang, Menyajikan Pemandangan Hutan Mangrove yang Mempesona
Safnizar mengatakan, selama satu tahun ini adalah trend tutupan hutan Bengkulu membaik. Selain itu kesejahteraan masyarakat disekitar hutan juga meningkat.
"Dengan begitu kita masih optimis ketika semua orang bisa menyelamatkan kerusakan hutan di Provinsi Bengkulu," kata Safnizar.
Sementara itu, Manajer Program Komunikasi dan Informasi KKI Warsi, Rudi Syaf, dari hasil pengamatan menggunakan citra satelit, tutupan hutan di Bengkulu tahun 2022 mencapai 653.422 hektar, lalu tahun mencaai 2023 645.116 hektar dan tahun 2024 sekitar 643.961 hektar.
BACA JUGA:Kali Biru, Sungai Paling Jernih di Indonesia, Lokasinya Tersembunyi di Hutan Papua
Dari hasil pengamatan itu, menunjukkan laju deforestasi di Provinsi Bengkulu rentang waktu antara tahun 2022-2023 mencapai 8.306 hektar dan rentang waktu tahun 2023-2024 turun menjadi 1.155 hektar.
"Dengan demikian upaya menahan laju deforestasi rentang waktu tahun 2023-2024 mencapai 86 persen, dibandingkan tahun sebelumnya atau rentang waktu 2022-2023," kata Rudi.