3 Jenis Padi Pera Terbaik, Hasilkan Beras Berkualitas, Harga Jual Gabah Tinggi

Penampakan padi dengan beras pera terbaik 2024-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Padi Pera adalah jenis padi yang apabila dimasak, menghasilkan nasi dengan tekstur agak keras.

Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar amilosa dalam beras tersebut, di mana semakin tinggi kadar amilosa, semakin terasa tekstur nasinya.

BACA JUGA:Jangan Asal Tana, Petani Wajib Tahu Ini Keunggulan Padi SR P08 Ultra Genjah

Untuk menghasilkan tekstur pera, kadar amilosa minimal harus mencapai 25%.

Padi pera umumnya banyak ditanam di daerah Sumatera, Kalimantan, dan beberapa wilayah Jawa Barat, karena beras dari padi ini sering dipasarkan ke pabrik bihun atau perusahaan yang membutuhkan nasi pera.

Padi pera biasanya menghasilkan beras berkualitas dengan harga jual lebih tinggi.

BACA JUGA:Daftar Padi Unggul Rekomendasi Untuk petani Tahun 2025, Ibrida, Hibrida dan Galur Lokal

Berikut ini 3 jenis tiga jenis padi rasa nasi pera:

1. Impari 50 Marem

Nama merem berasal dari bahasa Jawa yang berarti senang atau puas, yang diharapkan akan dirasakan oleh petani setelah menanam padi Impari 50 Marem, dengan hasil panen yang melimpah.

Padi ini memiliki umur sekitar 114 hari setelah semai, dan pada umur 85 hari, sekitar 50% bunga sudah keluar.

Tinggi tanaman padi Impari 50 Marem mencapai 100 cm dengan postur tegak, memungkinkan tanaman memanfaatkan sinar matahari secara maksimal.

Potensi hasil padi ini cukup tinggi, dengan rata-rata panen mencapai 7-9 ton per hektar.

Padi ini juga memiliki rendemen beras yang sangat baik, mencapai 88,8%. Selain itu, padi Impari 50 Marem tahan terhadap hama wereng batang coklat, penyakit kresek, dan hawar daun bakteri.

BACA JUGA:Padi Unggul SR, Toleran Terhadap Kekeringan, Cocok Untuk Lahan Tadah Hujan

2. Padi Logawa

Padi Logawa adalah varietas padi pera yang dikembangkan oleh Balai Besar Padi pada tahun 2003, hasil persilangan antara padi Cisadane dan padi Bogowonto.

Padi Logawa sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 500 m di atas permukaan laut, seperti di daerah Jawa Tengah.

BACA JUGA:Padi Umur Genjah Tahan Kekeringan, Hasil Melimpah dan Perawatan Mudah

Padi Logawa memiliki potensi hasil yang tinggi, mencapai 9 ton per hektar, dengan rata-rata petani dapat menghasilkan sekitar 8 ton per hektar.

Padi ini juga tahan terhadap hama wereng batang coklat dan burung emprit, karena daun benderanya yang tegak dan sedikit kasar.
Umur tanaman padi Logawa sekitar 110-120 hari setelah semai, dengan tinggi tanaman sekitar 94 cm, sehingga tahan rebah saat musim hujan. Padi Logawa juga memiliki anakan produktif sekitar 8-12 batang per rumpun.

BACA JUGA:Padi Unggul Tidak Disukai Hama Tikus dan Burung Pipit, Bobot Bulirnya Berat Dijamin Menguntungkan

3. Padi IR42

Padi IR42 adalah varietas padi yang legendaris dan masih banyak dikembangkan di berbagai wilayah, terutama di Jawa dan Kalimantan Selatan.

Padi ini memiliki tekstur nasi pera yang disukai oleh masyarakat Banjar.

Padi IR42 memiliki anakan yang banyak, yaitu sekitar 40 anakan per rumpun. Potensi hasil padi IR42 adalah sekitar 5-6 ton per hektar.

Namun, kelemahan padi ini adalah waktu panennya yang lebih lama, yaitu 135-145 hari setelah tanam.

BACA JUGA:Padi Polton, Varietas Unggul Terbaru, Varietas Yang Diprediksi Mendomninasi Tahun 2025

Padi IR42 juga cukup tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat, tungro, dan hawar daun bakteri.

Walaupun demikian, beberapa petani masih mengeluh tentang rentannya tanaman ini terhadap serangan wereng.

Meskipun begitu, padi IR42 tetap banyak diminati karena harga jual gabahnya yang tinggi, sebanding dengan varietas lokal lainnya. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan