Puluhan Hektar Sawah Gagal Kelola

KERING: Petani hamparan sawah Binjai Jaya Desa Talang Padang berupaya membajak sawah meski curah hujan tidak lagi turun, Jumat (15/12)-Rezan-radarselatan.bacakoran.co

SEKITAR 90 hektar hamparan sawah di Desa Pasar Pino dan Desa Talang Padang Kecamatan Pino Raya terancam gagal kelola periode akhir tahun 2023. Hal ini lantaran hamparan sawah yang mengandalkan tadah hujan kering kerontang dan tidak bisa dibajak. Saat ini, para petani setempat memilih beristirahat membersihkan lahan sawah yang akan digarap.

Kades Talang Padang Sumantri, A.Md membenarkan telah terjadi kekeringan lahan sawah di desanya. Saat ini kata Sumantri, petani setempat pasrah karena hujan tak kunjung turun. Sementara mengandalkan penyiraman manual, para petani terkendala biaya dan peralatan.

“Khususnya di desa kami, model lahan sawah merupakan tadah hujan. Artinya, kalau tidak ada ada curah hujan yang turun, maka dipastikan pengelolaan sawah gagal,” ujarnya.

Lanjut Sumantri, para petani di desanya sudah dua kali mengalami kegagalan pengelolaan lahan sawah. Pertama terjadi pada bulan Juli lalu, saat petani mulai turun membajak sawah, hujan kembali berhenti dan tanah kering kerontang. “Nah akhir tahun ini tadi memang ada hujan beberapa hari, tapi setelah petani turun hujannya malah berhenti,” bebernya.

Untuk itu, dirinya berharap ada solusi dari Pemkab BS terkait permasalahan kekeringan air di hamparan Sawah Binjai Jaya Desa Talang Padang. Jika tidak segera disikapi, dikhawatirkan petani malah putar stir dan menanami lahan mereka dengan pohon sawit.

“Petani kami sebetulnya masih ingin fokus menggarap sawah, tapi kalau nanti air tetap tidak memungkinkan bagaimana prosesnya bisa berjalan. Atau solusi terbaiknya, di hulu hamparan sawah binjai ini dibuat satu bendungan besar,” ucapnya.

Begitupun disampaikan Sapiin (57) petani hamparan sawah pamah Desa Pasar Pino, bahwa sepanjang tahun 2023 pihaknya hanya satu kali menggarap lahan sawah. Sisanya lahan petani nganggur dan tidak bisa dimanfaatkan. “Mau menanam bibit jagung juga susah, karena jagung tetap butuh air. Saat ini kami hanya pasrah dengan kondisi, apalagi saluran irigasi di sini memang tidak ada,” akunya.

Lanjut Sapiin, pihaknya berulang kali menanyakan potensi tanaman lain kepada PPL utusan Dinas Pertanian (Distan) BS. Tapi tetap tidak ada langkah yang bisa dilaksanakan. PPL masih menyarankan untuk menunggu hujan turun dan petani tetap menggarap sawah.

“Paling dampak terbesarnya kami ganti tanaman di sawah ini dengan bibit buah atau tanaman lainnya,” kata Sapiin. (rzn)

Tag
Share