Destinasi Wisata Candi Cetho: Sejarah, Lokasi dan Info Tiket

Penampakan kompleks candi cetho-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Candi Cetho merupakan situs peninggalan sejarah di Karang Anyar Jawah Tengah. Situs peninggalan sejarah ini sudah berubah menjadi destinasi wisata menarik yang banyak dikunjungi wisatawan.

Khususnya mereka yang penasaran dengan kondisi candi Cetho dan ada juga pengunjung dari kalangan pelajar yang ingin emnambah pengetahuan sejarah.

BACA JUGA:Candi Kedulan, Situs Istimewa yang Sempat Tertimbun, Kini Kembali Berdiri Kokoh

Candi Cetho merupakan candi bercorak Hindu yang diduga dibangun pada masa Majapahit di abad 15.

Kata cetho berasal dari bahasa Jawa yang berarti jelas. Maksudnya, dari lokasi candi ini, seseorang dapat dengan jelas memandang ke seluruh penjuru. Hal itu karena Candi Cetho berada di ketinggian 1.496 meter di atas permukaan laut.

Secara umum, bangunan Candi Cetho memiliki kesamaan dengan Candi Sukuh, yakni bentuknya mengingatkan pada punden berundak di masa prasejarah.

BACA JUGA:Nasib Candi Asu Sengi, Gunung Merapi Tolak Pemugaran, Hingga Legenda Dewi Wind

Berdasarkan keterangan tertulis di laman Kebudayaan kemendikbud Candi Cetho dibangun sekitar tahun 1452-1470 pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V Kerajaan Majapahit.

Kompleks Candi Cetho pertama kali ditemukan pada 1842 oleh seorang warga negara Belanda bernama Van der Vlis.

Berdasarkan keterangan yang ditemukan di kompleks Candi Cetho, diketahui bahwa candi ini merupakan candi Hindu yang digunakan untuk proses ruwatan.

Candi ini pernah dipugar pada tahun tahun 1970, saat ini, Candi Cetho masuk dalam bangunan cagar budaya yang dilindungi.

BACA JUGA:Fakta Unik Candi Kendali Sada, Menggambarkan Kisah Asmara Raden Panji

Berdasarkan data pada tahun 1928 Candi Cetho memiliki 13 teras berundak dari barat ke timur.

Tetapi pemugaran yang dilakukan pada tahun 1978 mengakibatkan teras yang tersisa hanya 11.

1. Teras pertama

Di teras pertama terdapat bangunan dengan fondasi setinggi 2 meter tanpa dinding. Sisi dalam bangunan ini sering dijadikan tempat meletakkan sesajen.

pada ujung barat teras, terdapat gapura dan tangga dari batu. Pada tangga menuju ke teras kedua, terdapat sepasang arca Nyai Agni tetapi salah satunya sudah tidak utuh.

BACA JUGA:Sejarah dan Keunikan Candi Arimbi di Jombang, Destinasi Wisata Berkaitan Erat Dengan Tokoh Pewayangan

2. Teras kedua

Di teras kedua terdapat susunan batu yang membentuk seekor garuda terbang dengan sayap membentang. Pada bagian punggung garuda, terdapat susunan batu yang membentuk kura-kura.

Sementara di bagian kepalanya, ada susunan batu yang membentuk matahari bersinar, segitiga sama kaki, dan kalacakra atau kelamin laki-laki.

Kemudian pada sisi barat teras kedua terdapat tangga menuju teras berikutnya. Di sana, ada dua ruangan yang hanya tersisa fondasi.

BACA JUGA:Misteri dan Fakta Unik Candi Jawi, Situs Peninggalan Kerajaan Singasari di Pasuruan Jawa Timur

3. Teras ketiga

Pada sisi barat teras ini terdapat dua ruangan yang mengapit jalan menuju tangga ke teras berikutnya. Dalam ruangan tersebut tampak batu berbentuk segi empat yang membujur dari utara ke selatan.

Pada dinding susunan batu, tampak relief bergambar manusia dan binatang yang merupakan cuplikan Kidung Sudamala yang terdapat di Candi Sukuh.

4. Teras keempat

Pada sisi barat teras keempat ada arca Bima yang tampak seperti tengah menjaga tangga batu untuk menuju teras berikutnya.

BACA JUGA:Kisah Pilu Dibalik Megahnya Candi Sukuh, Seperti Ini Ulasannya

5. Teras kelima

Di teras kelima terdapat bangunan beratap yang oleh masyarakat disebut Pendapa Luar. Bangunan beratap yang tidak memiliki dinding itu mengapit dua tangga untuk menuju ke teras keenam.

6. Teras keenam

Pada teras keenam ini terdapat arca Kalacakra dan sepasang arca Ganesha. Letaknya berada di kaki tangga menuju teras ketujuh.

7. Teras ketujuh

Di teras ketujuh terdapat halaman yang dikelilingi oleh dinding batu. Terdapat sepasang pendapa beratap tanpa dinding pada teras ini.

Pendapa yang ada di teras ketujuh ini disebut juga dengan Pendapa Dalam.

BACA JUGA:Keunikan Candi Sukuh di Karanganyar, Mirip Piramida Suku Maya

8. Teras kedelapan

Di teras kedelapan ini terdapat bangunan yang digunakan untuk bersembahyang dan berdoa.

Bagian depan bangunan tersebut terdapat dua buah arca batu yang bertuliskan Aksara Jawa sebagai penanda pembangunan Candi Cetho.

9. Teras kesembilan

Kemudian di teras kesembilan, terdapat ruangan yang menghadap ke sisi timur. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda kuno.

Selain itu, di seberang ruangan ini juga terdapat dua bangunan di bagian utara dan selatan. Bangunan sebelah utara menyimpan arca Sabdapalon, sedangkan bangunan sisi selatan menyimpan arca Nayagenggong.

BACA JUGA:Candi Simangambat Di Mandailing Natal, Candi Abad ke-8 Yang Terlupakan

10. Teras kesepuluh

Pada teras kesepuluh ini terdapat ruangan yang masing-masing sisinya ada tiga buah bangunan kayu yang saling berhadapan.

Terdapat arca di masing-masing bangunan kayu itu, salah satunya adalah arca Prabu Brawijaya.

Sementara pada ujung deretan selatan terdapat tempat untuk menyimpan pusaka Empu Supa, seorang pembuat pusaka yang dihormati di zamannya.

11. Teras kesebelas

Di teras kesebelas, terdapat dinding batu setinggi 1,6 meter, yang seakan menyekat tangga dengan ruang utama.

Ruang utama pada teras ini merupakan tempat pesanggrahan Prabu Brawijaya yang letaknya lebih tinggi dibanding ruangan yang lain. (**)

Tag
Share