Pengusaha Gula Aren Terkendala Pemasaran
USAHA : Pelaku usaha gula aren di Desa Kota Agung Kecamatan Seginim-Wawan Suryadi-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Pengrajin pembuat gula aren di Desa Nati Agung Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan mengaku terkendala pemasaran.
Bahkan, para pelaku usaha kesulitan mencari mitra yang bersedia menjadi pengumpul gula aren.
BACA JUGA:Buang Sampah Sembarangan Bisa Terancam Pidana
Seperti disampaikan salah seorang pembuat gula aren, Pakumi (49), dia mengaku kesulitan menjual gula jika diproduksi dalam jumlah banyak.
"Penjualan gula aren selama ini masih sangat bergantung pada pesanan pelanggan perseorangan," ujar Pakumi.
Dikatakan Pakumi, gula aren masih dijual ke pasar tradisonal dan jumlahnya terbatas.
"Sampai sekarang belum ada pengumpul yang siap menampung semua produksi gula aren di sini, kalau ada yang mau jadi penampung, tentu jumlah produksi bisa kami tingkatkan lagi," kata Pakumi.
BACA JUGA:LUSI: Sekolah Perlu Lakukan Les Tambahan PAI
Produksi gula aren per hari sangat tergantung pada jumlah air nira hasil sadapan pohon aren. Bila di rata-rata, biasa memproduksi gula aren sebanyak 10 - 25 buah per hari.
"Satu bungkus atau yang biasa dikenal dengan istilah keping berbentuk bundar dijual kepada pemesan senilai Rp 10.000.
Untuk menghasilkan empat buah gula aren, paling sedikit membutuhkan 10 liter air nira. Sedangkan kegiatan proses produksi untuk menghasilkan gula haren siap dikonsumsi bisa membutuhkan waktu sekitar delapan jam," terang Pakumi.
BACA JUGA:Pembayaran TPG Tahap III Siap Dikucurkan
Ia juga berharap, publikasi secara luas tentang potensi gula aren akan mengundang para investor. Sebab, pengembangan industri kecil gula aren sangat membutuhkan bapak angkat yang bersedia menampung hasil produksi gula aren mereka.
“Kami berharap ada yang mau berinvestasi menjadi pengumpul gula aren, soal produksi tidak ada masalah karena pohon aren di sini masih banyak,” demikian Pakumi.