Sejarah Singkat Pulau Awololong Di Lembata, Pulau Yang Indah, Surganya Siput dan Kerang

Penampakan pulau awololong yang memiliki cerita unik-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Awololong adalah sebuah pulau indah berpasir putih di teluk Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Pulau yang indah ini tidak ditumbuhi pepohonan hijau, karena pulau ini hanya muncul saat laut surut.

Namun pemandangan hamparan pasir putih ketika pulau ini muncul sangat indah.

Pantai ini merupakan habitatnya siput dan kerang. Kerang dan siput di pulau ini boleh diambil oleh pengunjung untuk dijadikan masakan sea food yang lezat.

BACA JUGA:Pantai Semeti, Indah dan Mempesona, Ini Lokasi dan Info Lengkapnya

Pantai ini sering dijadikan tempat beristirahat para nelayan atau lokasi bermain orang Lewoleba sambil mencari kerang.

Lokasinya kini telah banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Menurut cerita yang beredar, Awololong dulunya adalah sebuah kampung yang seluruh penduduknya berasal dari Watubelen Parakona dan dipimpin oleh raja Laba Hadung.

BACA JUGA:Pantai Kuta Mandalika, Destinasi Wisata Bahari di Lombok, Info Harga Tiket dan Daya Tariknya

Suatu malam saat masyarakat sedang menggelar hiburan permainan Tandak, suasana terlihat gembira, para ibu yang menonton membuat api unggun untuk menghangatkan badan.

Ditengah keseruan, muncul seekor anjing berdiri didekat ibu ibu yang sedang menonton hiburan.

Kemudian seorang ibu berkata "Daripada berdiri di depan menghalangi pandangan kami, lebih baik engkau masuk dalam lingkaran dan ikut bertandak."

BACA JUGA: Keindahan dan Aktivitas Menarik Saat Berlibur di Pulau Maratua, Objek Wisata Bahari di Kaltim

Mendengar ucapan ibu itu, anjing tersebut menghilang pergi. Tak berselang lama muncul kembali dengan kepala yang sudah terikat daun Lontar.

Kemudian anjing itu masuk ke dalam lingkaran ikut bermain Tandak.

Dalam permainan Tandak, si anjing mengeluarkan sebuah pantun, "No pito no pito tahik gere, no pito blebo lebo no pito" yang artinya tujuh hari lagi, tujuh hari lagi air laut naik, tujuh hari lagi air laut dan akan menenggelamkan semua.

BACA JUGA:Pulau Kakaban, Wisata Populer di Dunia, Pemandangan Bawah Laut Mempesona, Bisa Berenang Bersama Ubur ubur

Pantun anjing tersebut terbukti benar. Di hari ketujuh setelah malam itu, terjadi pasang air laut dahsyat dan menenggelamkan semua bangunan berikut harta benda warga Awololong.

Awololong pun berubah menjadi lautan. Sejak itu orang Lewoleba mempercayai bahwa Anjing adalah hewan yang pantang dipermainkan.

Raja Laba Hadung beserta warganya mengungsi kearah selatan Awololong.

BACA JUGA:Belitung Lebih Cantik Dari Bali? Ini 5 Pulau Paling Cantik di Belitung, Tempat Syuting 2 Filem Populer

Di Eberbelboto, (antara Wangatoa dan Lamahora) Laba Hadung tinggal dan menanam beberapa jenis tanaman.

Dari situ, ia dan warganya kemudian hidup berpindah-pindah sambil berusaha menanam kelapa di Manukawa, dan pinang di Bluwa.

Ia kemudian kembali ke Elberbuto dengan kegiatan berburunya yang diikuti oleh warganya.

BACA JUGA:Keindahan Pantai Penyusuk, Objek Wisata Bersebelahan Dengan Pulau Putri, Tempat Wisata Menarik Di Bangka

Dinyatakan dalam sejarah atau tanah yang sekarang disebut tanah Lewoleba adalah tanah milik dari Laba Hadung yang diwariskan kepada anak cucunya hingga saat ini. (**)

Tag
Share