Haid Al Jazil, Desa Kuno Dibangun di Atas Batu Besar, Seperti Ini Ulasannya

Desa di atas batu yang unik -istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Haid al Jazil, sebuah desa yang tampak seperti miniatur dari kejauhan, berdiri megah di atas batu besar.

Desa ini menarik perhatian siapa pun yang melihatnya, dengan rumah-rumah berusia ratusan tahun yang memberikan panorama unik dan luar biasa.

Terletak di atas batu besar di distrik Dawan, Yaman, desa ini menghadap lembah panjang yang sebagian besar sepi.

BACA JUGA:Pantai Pok Tunggal, Objek Wisata Pasir Putih Di Gunung Kidul Yogyakarta

Meskipun terlihat kecil dari jauh, batu tersebut memiliki ketinggian mencapai 100 meter.

Pemukiman kuno ini telah ada sejak sekitar 500 tahun yang lalu. Dahulu, desa ini dihuni oleh ratusan orang, tetapi populasi telah menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir, banyak penduduknya yang merantau ke Arab Saudi.

Saat ini, hanya tersisa 45 rumah, dan beberapa di antaranya tidak lagi layak huni.

BACA JUGA:Keindahan Pantai Kalbano, Destinasi Wisata Menarik untuk Dikunjungi Bersama Orang Terkasih

Rumah-rumah di Haid al Jazil dibangun dengan gaya tradisional Hadrami menggunakan bata lumpur yang memerlukan perawatan berkelanjutan.

Fasilitas di desa ini sangat minim, tidak ada sekolah atau layanan kesehatan setempat. Anak-anak tidak dapat bersekolah karena jarak yang jauh.

Setiap keluarga mengandalkan pertanian, turun ke lembah subur di bawah untuk bercocok tanam. Mereka juga menjual madu yang diambil dari sarang lebah liar di sekitar lembah.

BACA JUGA:Hanya Ada di Indneisa, Inilah 5 Pulau Unik Di Indonesia yang banyak Dikunjungi Wisatawan

Meskipun jarang hujan, ketika hujan datang, lembah sering mengalami banjir bandang.

Di balik kehidupan yang memprihatinkan ini, Haid al Jazil memiliki panorama alam yang menakjubkan, terletak di antara dua lembah besar yang saling berhadapan.

Di tengah lembah mengalir sebuah sungai yang dikelilingi pepohonan hijau dan ladang subur. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk desa dahulu harus turun jauh ke lembah, tetapi kini mereka telah dibantu oleh saluran pipa yang didanai oleh seorang dermawan dari Arab Saudi.

BACA JUGA:Pantai Teluk Tamiang, Kotabaru, Destinasi Wisata Di Kalimantan yang Memukau

Jaringan ini memungkinkan akses air bersih, dan penduduk juga mendapatkan akses listrik setiap hari antara pukul 18.00 hingga 05.00.

Meskipun kehidupan di Haid al Jazil masih berlangsung, masa depan desa ini terasa suram. Jumlah penduduk terus menurun, dari ratusan menjadi hanya 17 orang.

BACA JUGA: Keindahan dan Sejarah Pulau Derawan, Destinasi Wisata Menarik dan Indah di Brau

Ada kekhawatiran bahwa beberapa tahun ke depan, Haid al Jazil akan menjadi desa tak berpenghuni, meninggalkan keunikan yang patut disayangkan ini sebagai bagian dari sejarah. (**)

Tag
Share