radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi meminta Dinas Perindagkop-UM segera membenahi Pasar Tradisional Ampera Manna.
Bupati menilai Pasar Ampera belum tertata lapak pedagang dan kebersihan pasar, sehingga menimbulkan kesan kurang nyaman bagi seluruh pengunjung pasar.
BACA JUGA:Tsk Pembunuh Pemuda Kedurang Terancam Penjara 13 Tahun
Tak hanya itu Gusnan juga meminta Dinas perindagkop-UM Bengkulu Selatan memaksimalkan fungsi los yang diizinkan dan beralas permanen dalam bentuk memanjang dilengkapi dengan dinding pembatas ruangan atau tempat berjualan dan sebagai tempat berjualan barang atau jasa.
Sehingga kedepan Pasar Ampera Manna lebih bersih dan rapi.
Gusnan juga berharap para pedagang agar tidak saling mengedepankan ego, sikut kiri sikut kanan. Sebab hal yang seperti itu yang paling fatal akhirnya sampai badan jalan pun di pakai untuk berjualan.
BACA JUGA:Kabar Baik, Harga Jagung Pipil Berangsur Membaik
“Kami sudah beberapa kali menyidak Pasar Ampera, tapi penampilannya tidak berubah. Persoalan ketetiban pedagang dan sampah masih menjadi kendala, dimana dua hal ini menjadi penghambat pasar untuk maju jika tidak segera dituntaskan,” ujarnya.
Lanjut Gusnan, dirinya sangat terkejut ketika melihat lapak pedagang Pasar Tradisional Ampera yang semrawut dan terkesan menutupi jalan utama keluar masuk pembeli.
Tak hanya itu, jalur masuk kendaraan pengunjung juga tidak teratur. Masih banyak sekali masyarakat yang memarkirkan kendaraan di dekat los pasar, padahal parker sudah cukup luas untuk ditempati.
BACA JUGA:Pencalonan Gusnan dan Reskan, KPU Koordinasi Ke Kemendagri dan Pengadilan
“Kalau seperti ini terus, kapan Pasar Ampera mau maju. Bisa-bisa nanti popularitasnya akan kalah dengan Pasar Kutau,” jelas Gusnan.
Oleh karena itu Dinas Perindagkop-UM Bengkulu Selatan harus segera mengevaluasi pengelola.
Para pedagang harus diberikan edukasi dan pengertian. Sebab keberlangsungan Pasar Ampera akan menjadi wadah masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dan menyambung hidup.
Kalau kondisinya semakin tidak diperhatikan, maka jangkan salahkan alam jika nanti seleksi itu terjadi.