Sejarah Eyang Kuncung Putih, Sosok Sakti Pengawal Gaib Prabu Siliwangi

Selasa 20 Aug 2024 - 08:31 WIB
Reporter : sahri senadi
Editor : sahri senadi

radarselatan.bacakoran.co - Eyang Kuncung Putih, atau yang dikenal juga sebagai Rahyang Jayadarma adalah sosok pengawal gaib Prabu Siliwangi.

Eyang Kuncung Putih sakti mandraguna dan memiliki peran penting dalam sejarah Tanah Sunda serta keturunannya.

Konon Eyang Kuncung Putih bukan berasal dari manusia, melaikan bangsa jin pendamping manusia yang berasal dari pulau Jawa, khususnya Jawa Barat.

BACA JUGA:Ditemukan Bangunan Mirip Candi Borobudur, Lokasinya di Tengah Perkebunan Sayur Cianjur

Nama aslinya adalah Jayadarma, Eyang Kuncung Putih memiliki gelar Rahyang karena dia diyakini sebagai salah satu putra dari Sang Hyang Astadewa, penguasa pulau Jawa.

Kuncung Putih memiliki saudara kembar bernama Dewi Nawang Wulan, yang juga dikenal sebagai Dewi Angin-Angin Sari Kecil.

Kuncung Putih dibesarkan oleh kakak tirinya, Joyo Menggolo, yang dikenal sebagai Eyang Lawu Sang Penguasa Gunung Lawu.

BACA JUGA:Candi Sewu di Klaten Jawa Tengah dan Kisah Seribu Candi, Seperti Ini Sejarahnya

Setelah remaja, Kuncung Putih mendapat perintah dari ayahnya untuk menimba ilmu di Gunung Galunggung. Di sana, ia belajar dari Sang Hyang Jayadarma, atau Sang Penguasa Gunung Galunggung.

Setelah dewasa, Kuncung Putih diberi tugas oleh gurunya untuk menjaga keamanan dan ketentraman kerajaan di Jawa.

Ia menikah dengan putri Rahyang Sang Penguasa Gunung Tangkuban Perahu, yaitu Bari Ayud.

Suatu hari, Kuncung Putih ditugaskan oleh gurunya untuk melindungi Raja Linggawangi dan putrinya, Diah Ayubitaoka, yang akan menuju ke kerajaan Majapahit untuk menikah dengan Raja Hayuru.

BACA JUGA:Misteri Telaga Sarangan di Lereng Gunung Lawu, Ada Ular Naga dan Lubang Aneh

Namun, dalam perjalanan menuju Majapahit, pasukan Raja Linggawangi diserang oleh pasukan Gajah Mada.

Pertempuran terjadi, dan Raja Linggawangi gugur, sedangkan Diah Ayubitaoka bunuh diri.

Seluruh pasukan, termasuk istri Kuncung Putih, tewas dalam serangan tersebut. Kematian istri Kuncung Putih membuatnya sangat terpukul. Ia kemudian menyepi di Air Terjun Tujuh Panjalu.

Di sana, Kuncung Putih bertemu dengan jin berwujud harimau bernama Pangeran Lodaya. Pangeran Lodaya memberi pesan bahwa Kuncung Putih harus menjaga keturunan Raja Linggawangi, yaitu Prabu Siliwangi.

BACA JUGA:Hutan Paling Angker di Dunia, Leuweung Sancang Namanya, Tempat Menghilangnya Prabu Siliwangi

Mulai saat itu, Kuncung Putih menjadi jin pendamping Prabu Siliwangi, menjaga keamanan dan ketentraman kerajaan.

Prabu Siliwangi dan Kuncung Putih bersama-sama menumpas kejahatan di tanah Jawa Barat hingga Prabu Siliwangi dikenal sebagai raja yang bijaksana.

Ketika putra mahkota, Raden Surawisesa, sudah dewasa dan siap menggantikan ayahnya, Prabu Siliwangi menyerahkan tahta dan mengundurkan diri untuk menghabiskan masa tuanya dengan bersemedi di gunung.

BACA JUGA:Sejarah dan Fakta Candi Sewu di Prambanan, Candi Budha Terbesar, Lebih Tua dari Borobudur dan Prambanan

Saat itu, agama Islam mulai menyebar di Jawa Barat. Banyak kalangan kerajaan yang masuk Islam, termasuk istri Prabu Siliwangi, Ratu Subang Larang, dan ketiga anaknya.

Ketika Raden Kiansantang, putra Prabu Siliwangi, mencari ayahnya untuk mengajaknya memeluk Islam, Prabu Siliwangi tetap teguh pada keyakinannya dan tidak mengikuti ajakan anaknya.

Akhirnya, Prabu Siliwangi melakukan muksa di salah satu kawah gunung di Bogor. Sebelum meninggal, dia berpesan kepada Eyang Kuncung Putih untuk menjaga pusaka kerajaan dan memastikan tidak jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA:4 Candi Tersembunyi di Sumatera Barat, Bukti Peradaban Masa Lalu, Ini Nama dan Lokasinya

Kuncung Putih kemudian mencari Raden Kiansantang atau Sunan Rahmat untuk melindunginya.

Raden Kiansantang awalnya menolak, tetapi setelah terjadi pertempuran, ia akhirnya menerima Kuncung Putih dengan syarat Kuncung Putih memeluk Islam.

Kuncung Putih menyetujui dan masuk Islam, belajar tentang ajaran Islam, serta terlibat dalam dakwah. (**)

Kategori :