KOTA MANNA - Antrean berlapis terjadi di depan SPBU Kutau. Akibatnya setiap pagi yang ramai selalu muncul kemacetan parah. Pasalnya kendaraan tidak dapat berpapasan dan terpaksa berhenti agar dapat melintas.
BACA JUGA:Dana Reward Paskibraka Ditunggu
Truk berbagai jenis dari Fuso hingga Damtruck terparkir menunggu giliran mendapatkan BBM. Mereka sudah sejak malam hari menginap untuk mendapatkan antrean yang lebih dekat di gerbang SPBU.
BACA JUGA:321 Burung Berkicau Rebut Hadiah Rp 20 Juta
Parahnya, mobil-mobil minibus maupun pikap terkadang menyelip antara truk yang mengantre sehingga membuat badan jalan yang dapat dilewati menyempit. “Ditambah lagi sopir kadang malah ngobrol di dekat pintu truk mereka, semakin macet jadinya,” keluh seorang pengendara yang setiap pagi harus mengantar anak dan istrinya ke sekolah dan tempat kerja, Wadi.
BACA JUGA:Kepatuhan Wajib Pajak Terus Tumbuh
Manajer SPBU Kutau Syadikin, mengatakan antrean yang terjadi karena terjadi penumpukan kendaraan di satu SPBU saja. Ia mengaku sudah memberikan peringatan agar pengantre lebih tertib. Namun kondisi di lapangan justru sulit diatasi.
BACA JUGA:ODGJ di Bengkulu Selatan Dievakuasi ke Sentra Darma Guna
"Selain di sini (SPBU Kutau) dan Tanjung Raman, ada satu SPBU lagi yang menyediakan bio solar yaitu SPBU Peninjauan Laut Ulu Manna. Tapi tidak tahu kenapa mereka (sopir truk) kebanyakan antre di SPBU ini," tegas Syadikin.
Sementara itu, pada Desember mendatang BS bakal kebagian kuota BBM subsidi bio solar hanya berkisar 328 ton. Rinciannya 88 ton untuk SPBU Tanjung Raman dan sisanya untuk SPBU Kutau.
Manager SPBU Tanjung Raman, Radius Prawira mengatakan pasokan bio solar di SPBU yang dipimpinnya akan kembali efektif terhitung 1 Desember 2024. Nantinya bio solar akan masuk secara berkala hingga 11 kali pasokan.
"Di tiga bulan terakhir tahun ini yakni terhitung Oktober, November dan Desember memang ada pengurangan kuota BBM bio solar. Khusus di SPBU Tanjung Raman, triwulan terakhir hanya masuk 11 kali per bulan," ujarnya kepada Rasel, kemarin (29/11).
Dikatakan Radius, kebijakan pengurangan kuota BBM bio solar langsung dari PT. Pertamina yang merupakan turunan dari Surat Edaran (SE) BPH Migas. Sehingga semua SPBU pasti terdampak kebijakan tersebut.
"Jadi kami akui bahwa di bulan November ini memang suplai bio solar kami lebih cepat habis, ini karena kebutuhan konsumen yang tinggi. Namun, alternatif lain konsumen bisa beli di SPBU Kutau yang juga menyediakan bio solar," bebernya.
Sedangkan Manajer SPBU Kutau, Syadikin mengaku kuota BBM bio solar masih tetap stabil. Per hari ada sekitar 8 ton bio solar yang dikirim dari depo PT. Pertamina Wilayah Bengkulu. Akan tetapi jumlah tersebut tidak mampu menanggulangi kebutuhan pokok bio solar di BS yang ditaksir lebih dari 20 ton sehari.