Harga Emas Melonjak, Picu Inflasi di Bengkulu Hingga 2,8 Persen

Senin 03 Nov 2025 - 19:03 WIB
Reporter : Lisa
Editor : Sahri Senadi

radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Pada bulan Oktober 2025, inflasi secara tahunan atau year on year di Provinsi Bengkulu sebesar 2,85 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 108,39.

Untuk tingkat inflasi month-to-month (m-to-m) pada bulan Oktober 2025 Provinsi Bengkulu sebesar 0,18 persen.

BACA JUGA:Kendaraan Dinas Pemprov Bengkulu Dipasang Barcode

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan, kelompok paling dominan penyumbang inflasi adalah perawatan pribadi khususnya harga emas.

"Yang paling dominan adalah perawatan diri, harga emas ya. Hal ini karena harga emas dunia mempengaruhi," kata Win Rizal, Senin (3/11).

Untuk kelompok emas perhiasan menyumbang sebesar 0,15 persen. Sedangkan untuk kelompok makanan dan minuman yang biasa memberikan andil, pada bulan Oktober ini hanya 0,01 persen.

BACA JUGA:Jaga Pola Hidup Sehat, Masyarakat Diajak Gemar Makan Ikan

Selain emas perhiasan, komoditas  yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai merah yakni sebesar 0,13 persen, udang basah 0,03 persen, kopi bubuk 0,02 persen dan roti manis 0,01 persen.

"Artinya beberapa fenomena yang mendukung terjadinya inflasi. Kita syukuri tidak terlalu tinggi, hampir semua wilayah mengalami inflasi," kata Win Rizal.

Meskipun demikian, Ia mengharapkan, laju inflasi itu bisa dijaga, agar tidak mencapai 2,5 plus minus 1. Jika berada diatas angka tersebut maka terdapat gejolak harga di pasaran.

"Ini harus dijaga juga. Kalau dibawah nggak apa - apa bagus, tapi kalau di bawah berarti masih ada gejolak harga," katanya.

BACA JUGA:Lestarikan Budaya, Bentuk Tim Dukungan Pelaksana Revitalisasi Musik Tradisional

Sementara itu terkait program Makan bergizi Gratis (MBG), Win Rizal mengakui ada peningkatan permintaan yakni komoditas telur. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan suplai agar stok ayam dan telur tersedia.

"Bukan berarti karena MBG inflasi. Memang ada peningkatan permintaan. Tapi jangan dianggap seperti itu (Inflasi)," pungkasnya. (cia)

Kategori :