RadarSelatan.bacakoran.co - Pada era 1950-an, Indonesia tengah berada dalam fase awal pembangunan pascakemerdekaan.
Semangat untuk bergerak maju terasa di berbagai sektor, termasuk dalam dunia transportasi dan otomotif.
Salah satu fenomena menarik pada masa itu adalah populernya skuter sebagai alternatif kendaraan praktis, khususnya di kawasan perkotaan, dengan itu maka munculah Vespa Gl 150.
BACA JUGA:Vespa Super 150 2025! Skuter Klasik dengan Sentuhan Modern yang Siap Mengaspal
BACA JUGA:Honda NS150LA 2025: Motor Skutik Desain Vespa Klasik dengan Daya Pacu 15,28 Tenaga Kuda, Segini Harganya
Pada tahun 1957, Indonesia baru merayakan usia kemerdekaannya yang ke-12.
Di tengah keterbatasan infrastruktur jalan yang masih berkembang, kehadiran skuter Gl Vespa Gl 150 menjadi solusi transportasi yang efisien dan terjangkau.
Skuter pada masa itu bukan hanya alat mobilitas, tetapi juga simbol gaya hidup modern dan ekspresi kebebasan, terutama di kalangan anak muda.
Kebanyakan skuter yang beredar di Indonesia saat itu merupakan produk impor, terutama dari Italia, dengan merek-merek legendaris seperti Vespa dan Lambretta yang sangat populer termasuk Vespa Gl150.
BACA JUGA:Motor Vespa Keren Tahun 2025, Harga Murah Cuma Rp 18 Jutaan, Tampilan Keren dan Mesin Tangguh
Namun, mulai muncul pula inisiatif perakitan dan produksi lokal, seiring dengan tumbuhnya industri otomotif nasional.
Skuter Vespa Gl 150 tahun 1957 memiliki desain khas yaitu bodi bulat yang aerodinamis, jok tunggal atau ganda, serta mesin kecil berkapasitas antara 125 hingga 150 cc.
Sistem transmisi manual yang dioperasikan dari setang menjadi ciri unik yang masih dikenang hingga kini.
Meskipun teknologi suspensinya masih sederhana, kenyamanan berkendara tetap terasa.
BACA JUGA:Honda CB190SS: Motor Retro Klasik dengan Mesin 190 CC, Harga Setara dengan Air Blade
Konsumsi bahan bakar yang irit juga menjadikannya pilihan ideal di tengah keterbatasan ekonomi masyarakat saat itu.
Harga skuter baru pada masa itu berkisar antara Rp12.000 hingga Rp18.000, tergantung pada merek dan model.
Meski terdengar kecil jika dibandingkan dengan nilai rupiah saat ini, pada 1957 angka tersebut setara dengan harga rumah sederhana atau sebidang tanah di pinggiran kota.