RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Menjelang Ramadan 1446 Hijriah/2025 masehi, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Bengkulu Selatan kembali menambah stok beras di gudang penampungan Bulog hingga 7021 ton. Jumlah ini diklaim meningkat lebih dari seperempat dibandingkan akhir tahun 2024 lalu.
Sekretaris DKP Bengkulu Selatan Marwin membenarkan penambahan stok tersebut. Dirinya mengaku bahwa beras yang distok merupakan gabungan beras asal Bengkulu Selatan, Lampung dan juga dari Pulau Jawa.
BACA JUGA:Kasus Pembebasan lahan, Jaksa Panggil Mantan Kabag Keuangan dan Bendahara
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Bakal Naikkan TPP ASN
“Jadi masyarakat Bengkulu Selatan jangan khawatir kelaparan. Stok beras di gudang sekarang banyak, jumlahnya mencapai 7021 ton. Itu memang sudah kami tambah, demi ketahanan pangan yang baik,” ujarnya Rabu (26/2/2025).
Lanjut Marwin, beras yang disiapkan merupakan bahan pokok berkualitas tinggi. Hal ini bisa dibuktikan langsung oleh masyarakat dengan cara membeli beras tersebut.
Marwin juga mengatakan bahwa beras yang disediakan sudah melewati serangkaian uji, termasuk uji bersih dari sampah kulit padi.
BACA JUGA:Cegah Perubahan Iklim, 2.500 Batang Pohon Akan Ditanam
BACA JUGA:AMAN Minta Gubernur dan Wagub Provinsi Bengkulu Akui Keberadaan Masyarakat Adat
“Tidak ada beras yang patah-patah, semuanya bagus. Sebagian besar juga digiling langsung dari empat penggilingan padi yang DKP kendalikan,” imbuhnya.
Selain menambah stok beras cadangan, Marwin juga menyebut bahwa DKP Bengkulu Selatan juga menyediakan stok beras bantuan masa panic untuk korban bencana alam atau korban gagal panen padi. Jumlah yang tersedia mencapai 2 ton dan standby di gudang DKP Bengkulu Selatan.
BACA JUGA:Kunci Sukses dalam Bisnis! Ini 7 Sikap dan Perilaku Seorang Wirausaha
BACA JUGA:5 Strategi Ampuh Memulai Usaha Kue Kering Menjelang Lebaran
“Kalau ada petani yang gagal panen, secepatnya lapor ke kami. Kami akan salurkan bantuan segera dengan formulasi sebanyak 400 gram beras per orang per harinya,” jelas Marwin.
Masih kata Marwin, bantuan beras akan langsung diantar ke rumah korban. Hal ini agar meringankan beban korban bencana atau gagal panen. Bahkan, pihaknya juga siap menampung hasil panen padi petani supaya tidak dipermainkan para tengkulak.
BACA JUGA:Bisnis Anda Tumbuh? Cek Laporan Laba Rugi! Begini Rumus Menghitung Keuntungan
BACA JUGA:Pemprov DKI Jakarta Buka Pendaftaran Mudik Gratis 2025, Ini Cara Daftar dan Tujuannya
“Kalau mau jual gabah, sebaiknya ke kami dan akan diteruskan ke BULOG. Kalau tengkulak nanti petani jadi ajang mainan saja, karena harga beli tengkulak jelas murah. Sementara BULOG sudah menetapkan harga beli gabah kering padi minimal Rp6500 per kilogram,” demikian Marwin.
(rzn)