Namun, keputusan mengganti pelatih membawa risiko besar, terutama mengingat transisi dari sistem permainan tiga bek ala Shin Tae-yong ke filosofi menyerang Kluivert yang mengandalkan formasi 4-3-3.
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-20 Pastikan Tiket ke Piala Asia U-20 2025 di China
BACA JUGA:Garang di Manchester City, Haland Melempem di Timnas Norwegia
Pada 2,5 bulan ke depan, Kluivert akan memimpin Indonesia dalam laga kualifikasi melawan Australia dan Bahrain.
Langkah ini bisa menjadi momen pembuktian atau justru memicu kritik terhadap PSSI.
Nama besar Kluivert sebagai pemain tidak serta-merta menjadi jaminan sukses di dunia kepelatihan, seperti yang dialami beberapa pelatih top lainnya di pentas internasional.
Masa Depan yang Belum Pasti
BACA JUGA:Maarten Paes di Timnas Blunder Dulu, Tepis Penalti Kemudian
BACA JUGA:Raheem Sterling Kangen Main Lagi di Timnas Inggris
PSSI telah mengambil langkah berani dengan menunjuk Patrick Kluivert, seorang legenda yang kini bertaruh untuk membangun karier baru sebagai pelatih.
Apakah era baru ini akan membawa Indonesia melangkah lebih jauh atau menjadi pelajaran berharga, hanya waktu yang dapat menjawab.
Bagaimanapun, harapan besar publik sepak bola Indonesia kini berada di pundak sang pelatih baru. (**)