RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkulu Selatan akan membagikan obat cacing pada anak usia sekolah.
Pemberian obat cacing ini merupakan salah satu program pemerintah yang wajib diberikan kepada anak yang rutin dilakukan setiap enam bulan. Pemberian obat cacing ini dilaksankan di Posyandu, sekolah PAUD, TK, dan SD di wilayah Bengkulu Selatan.
BACA JUGA:Kaur Bakal Terima Bantuan Pembangunan GOR Futsal dari Kemenpora
BACA JUGA:Pelayanan Sidang Isbat Nikah Sudah Dibuka, KUA Harapkan Partisipasi Masyarakat
Pemberian obat cacing dilakukan hanya pada anak yang sudah diatas 1 tahun. Obat cacaing yang diberikan dapat mengoptimalkan penyerapan karobohidrat, protein, vitamin A dan zat besi sehingga meningkatkan kualitas hidup, status gizi dan perkembangan anak. Sehingga program ini juga ikut mendukung pencegahan stunting.
BACA JUGA:Waspada Bandit Masuk Rumah, Polisi Sarankan Hal Ini
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Salurkan Tamsil Kepada 3.231 Guru
“Seorang anak yang mempunyai cacing di dalam tubuhnya akan menghambat penyerapan nutrisi dalam tubuhnya sehingga nutrisi tidak sempurna diserap. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan seperti defisiensi zat besi, anak kurang gizi, bahkan tumbuh kembang anak menjadi lambat bahkan terlambat hingga stunting,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, Didi Ruslan.
BACA JUGA:90 Ribu Honorer Satpol PP Bersiap Gugat KepmenPAN-RB Nomor 11 Tahun 2024 ke MK
BACA JUGA:Apple Merilis AirPods 4 Edisi Khusus Bertema Ular, Dijual Terbatas dengan Harga Menarik
Dikatakan Didi, manfaat pemberian obat cacing ini juga dapat mengurangi resiko stunting pada anak-anak. Untuk itu, orang tua diharapkan dapat membantu memfasilitasi anaknya mengkonsumsi obat cacing yang dibagikan oleh petugas medis disetiap wilayah kerja nantinya.
BACA JUGA:Fitur Hill Start Assist Kini Hadir di Motor Listrik, Berikan Rasa Yang Berbeda Saat Berkendara
“Karena kondisi stunting ini merupakan hal yang lagi perlu jadi perhatian kita yang ditandai dengan pertumbuhan tinggi anak yang tidak sesuai dengan usianya, maka perlu penanganan pencegahan sejak dini,” pungkas Didi.
(one)