radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Pemerintah Provinsi Bengkulu menerima dana sebesar Rp 11 miliar, yang diperuntukkan dalam upaya pemulihan hutan dan penyelamatan lingkungan hidup. Dana yang dikucurkan Green Climate Fund (GFC) tersebut, melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Direktur KKI Warsi, Adi Junaidi mengatakan, program ini merupakan inisiatif yang dirancang untuk mendukung negara-negara, dalam upaya mitigasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor kehutanan.
BACA JUGA:Pelaksanaan Pemungutan Suara Pilkada di Bengkulu Aman dan Kondusif
"Program ini memberikan insentif finansial berbasis kinerja, atas keberhasilan menurunkan emisi GRK," kata Adi, Rabu (27/11).
BACA JUGA:Diberitakan Ikut Tersandung Kasus OTT KPK, Kepala Dinas Pendidikan Bengkulu Selatan Kesal
Setidaknya ada tiga poin yang menjadi fokus yakni pengurangan deforestasi dan degradasi hutan, peningkatan keragaman hayati, serta penguatan sumber penghidupan masyarakat. Tahun 2024, target Indonesia adalah selaras dengan tujuan global, yakni untuk menahan laju pemanasan bumi di tingkat 1,5 derajat.
BACA JUGA:Kades dan Lurah Ikut Pantau Pemungutan dan Penghitungan Surat Suara Pilkada
"Kita selaku KKI Warsi menjadi lembaga yang telah ditunjuk Pemprov Bengkulu sebagai Lembaga Perantara," kata Adi.
BACA JUGA:Harga TBS Sawit Turun Jadi Rp2500 di Lokasi Perkebunan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar mengatakan, kawasan hutan di Bengkulu memiliki peran krusial dalam upaya menurunkan emisi GRK. "Makanya kita sejak awal sangat mendukung pengembangan kawasan Perhutanan Sosial," kata Safnizar. (cia)