radarselatan.bacakoran.co - Secara ummum tubuh mengeluarkan keringat adalah hal lumrah dan biasa disebut sebagai indikator jika seseorang dalam kondisi sehat.
Namun jangan salah jika keringat keluar berlebihan, ini juga kondisi yang tidak normal atau biasa disebut hiperhidrosis.
Kondisi ini tentu sangat mengganggu bagi orang yang mengalaminya, terutama saat beraktivitas.
BACA JUGA:Harus Diketahui, Manfaat Edamame untuk Kesehatan
Meskipun berkeringat merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengatur suhu, pada penderita hiperhidrosis, proses ini menjadi tidak terkendali.
Hiperhidrosis dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni primer dan sekunder. Walaupun sama sama hiperhidrosis namun keduanya berbeda.
1. Hiperhidrosis Primer
Hiperhidrosis primer, juga dikenal sebagai hiperhidrosis fokal atau esensial, adalah jenis yang paling umum.
Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:
BACA JUGA:Tenaga Kesehatan Ditempatkan di Desa, Harus Peduli Kesehatan Warga
• Genetik: Penelitian menunjukkan bahwa hiperhidrosis primer dapat diturunkan dalam keluarga. Sekitar 30-50% penderita memiliki
riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
• Hiperaktivitas Saraf Simpatis: Sistem saraf simpatis, yang mengontrol produksi keringat, mungkin terlalu aktif pada penderita
hiperhidrosis primer.
• Ketidakseimbangan Hormonal: Fluktuasi hormon, terutama selama masa pubertas atau kehamilan, dapat memicu hiperhidrosis.
BACA JUGA:Manfaat Daun Binahong bagi Kesehatan
2. Hiperhidrosis Sekunder
Hiperhidrosis sekunder terjadi sebagai akibat dari kondisi medis lain atau efek samping pengobatan. Beberapa penyebabnya meliputi:
• Kondisi Medis: Beberapa penyakit seperti diabetes, hipertiroidisme, penyakit jantung, dan gangguan sistem saraf dapat menyebabkan
keringat berlebih.
• Obat-obatan: Beberapa jenis obat, termasuk antidepresan dan obat penurun demam, dapat memicu produksi keringat berlebihan.
BACA JUGA: Belum Banyak Yang Tahu, Merendam Kaki dengan Air Es Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Kesehatan
• Infeksi: Tuberculosis dan malaria adalah contoh infeksi yang dapat menyebabkan hiperhidrosis.
• Kehamilan dan Menopause: Perubahan hormonal selama fase-fase ini dapat memicu hiperhidrosis sementara.
Selain penyebab utama, beberapa faktor dapat memicu atau memperburuk episode hiperhidrosis:
• Stres dan Kecemasan
Kondisi emosional dapat meningkatkan aktivitas kelenjar keringat.
• Makanan Pedas atau Berempah
Konsumsi makanan tertentu dapat merangsang produksi keringat.
BACA JUGA:Berbahaya, Ternyata Kecoa Bisa Menyebabkan Gangguan Kesehatan Serius, Ini Penjelasannya
• Suhu Lingkungan
Paparan panas atau kelembaban tinggi dapat memicu keringat berlebih.
• Aktivitas Fisik
Olahraga atau kerja fisik berat dapat memicu episode hiperhidrosis.
Memahami penyebab hiperhidrosis adalah langkah penting dalam mengelola kondisi ini.
Meskipun tidak selalu dapat disembuhkan sepenuhnya, dengan pengetahuan yang tepat, penderita dapat mengidentifikasi pemicu dan mencari perawatan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. (**)