Pulau Salah Nama di Sumatera Selatan, Terisolasi dan Terlupakan

Penampakan pulau salah nama di Sumatera Selatan-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Di Desa Prajen Kecamatan Banyuasin Sumatera Selatan ada pulay yang disebut Salah Nama. Kawasan ini adalah sebuah pulau kecil yang memiliki 170 hektare dan dihuni oleh sekitar 80 keluarga dengan total populasi sekitar 300 jiwa.

Eanam tahun lalu pulau ini masih sangat terisolasi. Meskipun dikelilingi oleh berbagai perusahaan besar namun pulau ini belum merasakan dampak positif secara signifikan dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

BACA JUGA:Jejak Misteri Pulau Kumala, Kalimantan Timur, Seperti Ini Kisahnya

Warga pulau ini menggantungkan hidup pada pertanian dan perikanan.

Anak-anak di Pulau Salah Nama harus menyeberang untuk pergi ke sekolah, yang mencakup sekitar 70 murid dari tingkat SD hingga SMA.
Karena tidak ada sekolah di pulau ini, anak-anak harus menggunakan perahu kecil (ketek) untuk perjalanan ke sekolah.

Pagi hari, mereka diantar menggunakan ketek, dan pulangnya dijemput tiga kali sehari.

Biaya transportasi ini awalnya ditanggung oleh pihak tertentu selama tiga bulan, namun kini sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua siswa.

BACA JUGA:Sejarah Pulau Kalimantan dan Asal Usul Sebutan Borneo yang Lebih Dikenal Di Luar Negeri

Fasilitas kesehatan juga sangat terbatas, warga harus menyeberang ke puskesmas di luar pulau untuk mendapatkan perawatan.

Meskipun warga di pulau ini seringkali merasa kurang beruntung dibandingkan dengan yang berada di kota Palembang, mereka tetap berusaha semaksimal mungkin.

Infrastruktur di pulau ini juga sangat terbatas. Jalan utama yang ada sepanjang 300 meter ini dibangun secara mandiri, dengan sekitar 70 meter telah selesai dibangun.

BACA JUGA:Sejarah Pulau Sumba dan Asal Usul Penduduknya, Disebut Keturunan Bangsa Asing

Masih dibutuhkan sekitar 150 meter lagi untuk menyelesaikannya. Jalan ini sangat penting untuk mendukung aktivitas sehari-hari warga, termasuk akses ke kegiatan keagamaan dan pendidikan anak.

Warga Pulau Salah Nama telah tinggal di pulau ini sejak tahun 1980-an, dan pembangunan jalan batu sepanjang 40 meter dimulai sekitar tiga tahun lalu dengan dana dari anggota dewan.

BACA JUGA:5 Pulau di Dunia yang Tidak Boleh Dikunjungi, Nekat Datang Nyawa Taruhannya

Sementara, pembangunan 30 meter jalan batu terakhir kali dilakukan setahun lalu, bersamaan dengan pembangunan masjid yang dibiayai oleh sumbangan Pak Haji Syarifuddin.

Dengan berbagai keterbatasan yang ada, Pulau Salah Nama tetap berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup dan fasilitas bagi warganya, sambil berharap akan ada perhatian lebih dari pihak luar, terutama dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitarnya.

Belakangan ini keinginan masyarakat Pulau Salah nama mulai terwujud, pembangunan infrastruktur mulai dilakukan.

Kemudian pulau ini mulai dikenal sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari luar pulau. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan