Tempat Para Pejabat Kerajaan Maja Pahit Menyepi, Candi Dadi, Tetap Kokoh Walaupun Belum Pernah Dipugar

Penampakan Candi Dadi dari atas-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakora,co - Candi Dadi merupakan salah satu peninggalan sejarah dan bukti kekuasaan kerajaan Majapahit yang masih ada saat ini.

Candi Dadi berada di puncak bukit wilayah pegunungan Walikukun, Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Candi ini merupakan salah satu candi terkuat dan termegah.

Walaupun sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun namun candi ini masih berdiri kokoh walaupun belum pernah dipugar.

BACA JUGA:Jejak Sejarah di Gunung Gajah Mungkur, Ditemukan Bangunan Berbentuk Candi, Luasnya Mengalahkan Borobudur

Perjalanan menuju Candi Dadi tidaklah mudah, karena hanya bisa diakses dengan berjalan kaki melalui jalur yang menanjak.

Bagi yang sudah berpengalaman mendaki, mungkin bisa mencapainya dalam waktu 30 menit.

Namun, bagi yang kurang berpengalaman, perjalanan ini bisa memakan waktu lebih dari satu jam.

Sesampainya di puncak bukit akan ditemukan candi yang berdiri megah dengan ketinggian 360 meter di atas permukaan laut.

Candi ini memiliki ukuran yang cukup besar, dengan panjang dan lebar 14 x 14 meter serta tinggi 6,5 meter.

BACA JUGA:Sejarah Candi Borobudur Di Indonesia, Memang Luar Biasa

Meskipun terletak di puncak bukit yang tinggi, struktur Candi Dadi sangat sederhana—tanpa relief di dinding, arca, atau tangga.

Candi ini berbentuk persegi dan hanya terdiri dari batur dan kaki. Di bagian atas candi terdapat lubang besar dengan diameter 3,5 meter dan kedalaman 3 meter, yang berfungsi sebagai sumuran.

Meski hujan deras turun, lubang ini tidak pernah terendam air karena air meresap melalui celah-celah di dinding candi.

Candi Dadi diduga sebagai satu-satunya candi di Indonesia dengan fitur sumuran seperti ini.

BACA JUGA:Sejarah dan Fakta Candi Sewu di Prambanan, Candi Budha Terbesar, Lebih Tua dari Borobudur dan Prambanan

Candi Dadi diyakini belum pernah mengalami pemugaran sejak dibangun, sehingga bentuknya tetap asli seperti saat pertama kali didirikan.

Diduga candi ini bukanlah satu-satunya, melainkan bagian dari kompleks candi di bukit sekitarnya, seperti Candi Kembali, Candi Buto, dan Candi Urung yang kini telah runtuh.

Menurut sejarah, Candi Dadi dibangun pada abad ke-14 atau ke-15 Masehi, pada masa-masa suram Majapahit setelah kematian Raja Hayam Wuruk.

Banyak pembesar kerajaan yang meninggalkan istana dan mengasingkan diri untuk menjalankan tradisi dan kepercayaan mereka.

BACA JUGA:Negeri Seribu Candi di Myanmar, Sempat Dihuni 3.000 Biara, Seperti Ini Jejak Sejarahnya

Meskipun tidak diketahui pasti siapa tokoh yang membangun Candi Dadi, banyak ahli purbakala dari Belanda, seperti PJ Veth, Bu Perem, MJ Krom, dan Haze, telah meneliti candi ini sejak akhir abad ke-19.

Dari bentuknya, Candi Dadi diduga dibangun sebagai tempat pemujaan atau pembakaran jenazah tokoh penting. Lubang sumuran di tengahnya menunjukkan kemungkinan latar belakang agama Hindu dalam pembangunan candi ini.

BACA JUGA:Candi Terluas dan Memiliki Sejarah Penting Bagi Peradaban Manusia, Ini Lokasi dan Nama Candinya

Masyarakat Boyolangu sangat mencintai dan menjaga kelestarian Candi Dadi. Meskipun jalur menuju candi sangat berat dan tanpa bayaran, mereka secara sukarela merawat dan membersihkan candi ini.

“Kami merasa bangga memiliki situs bersejarah ini dan suka ikut merawatnya sebagai bentuk pelestarian budaya,” kata salah seorang warga. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan