Yongtai Desa Paling Sulit Ditembus, Berada di Dalam Benteng, Bentuk Seperti Penyu
BENTENG: Penampakan Desa dalam benteng-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Di atas hamparan pasir gurun yang luas, berdiri sebuah desa bersejarah yang dikelilingi oleh benteng berusia 400 tahun.
Desa ini menjadi simbol ketahanan manusia dalam membangun perlindungan dan mempertahankan tanah kelahiran mereka dari segala ancaman.
Berdiri sejak zaman Dinasti Ming, inilah Yongtai, sebuah pemukiman kuno yang terletak di kota Prajasitan, Kabupaten Jingkai, Provinsi Gansu, China.
BACA JUGA:Manusia Unik dari Suku Pigmi, Tubuh Pendek dan Umur Rata rata 40 Tahun
Yongtai, yang juga dikenal sebagai Desa Penyu karena bentuk bentengnya yang mirip dengan penyu raksasa jika dilihat dari udara, dibangun pada tahun 1608 oleh penguasa Dinasti Ming.
Tujuan utama pembangunan benteng ini adalah untuk melindungi dari serangan minoritas dari utara. Raja saat itu menempatkan 2.000 prajurit infanteri dan 500 unit kavaleri di sini.
Benteng ini dikelilingi oleh tembok tanah dan lumpur, dengan menara-menara yang dilengkapi meriam sebagai bagian dari pertahanannya.
BACA JUGA:6 Fakta Unik Pulau Bawean, Terletak Di Laut Jawa, Kebiasaan Warganya Mirip Dengan Orang Padang
Pembangunan benteng memakan waktu sekitar 15 bulan, dengan ketinggian mencapai 12 meter dan fondasi sedalam 6 meter, serta panjang total 1,7 km.
Di bagian luar benteng, terdapat parit besar yang lebarnya 6 meter dan kedalaman 2,5 meter, berfungsi sebagai pertahanan tambahan untuk menyulitkan musuh menjangkau pusat pertahanan.
Meskipun telah lebih dari 400 tahun berlalu, Desa Yongtai masih berdiri kokoh meski beberapa rumah dan parit mengering dan mengalami kerusakan.
BACA JUGA:7 Danau Unik Di Indonesia, Ada Yang Tidak Masuk Akal, Ini Nama dan Loaksi Danaunya
Desa ini menawarkan wawasan yang menakjubkan tentang sejarah Tiongkok. Meskipun terlihat sunyi, kehidupan masih berlangsung di sini.
Dulunya, desa ini memiliki sekitar 2.000 penduduk yang terdiri dari 800 rumah tangga.
Saat ini, hanya tersisa 78 rumah tangga dengan sekitar 100 jiwa, sebagian besar terdiri dari orang tua dan anak-anak, karena para pemuda lebih memilih pindah ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Warga desa, yang sebagian besar adalah petani, juga menggembalakan kambing dan domba yang dilepas di luar benteng untuk mencari makan.
BACA JUGA:Daftar 9 Kuliner Unik di Indonesia yang Melegenda, Namnya Aneh, Soal Rasa Jangan Ditanya
Beberapa sumur di dalam benteng menyediakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, sedangkan di luar benteng ada danau yang memberikan air berlimpah untuk ternak.
Penurunan jumlah penduduk menyebabkan banyak rumah di Yongtai terbengkalai dan perlahan-lahan hancur akibat cuaca.
Desa ini, yang dulunya padat penduduk, kini menjadi desa kecil yang sangat sunyi. Dengan berjalannya waktu, tidak menutup kemungkinan bahwa Yongtai di masa depan akan menjadi tempat tanpa penghuni, menandakan bahwa tidak ada yang abadi dan segala sesuatu akan mengalami perubahan dan akhirnya menghilang. (**)